Menciptakan Nilai hingga Membangun Loyalis
Sejak pandemi melanda dunia, bisnis mengalami perubahan yang sangat signifikan, yakni dari bisnis konvensional menjadi bisnis yang dikembangkan secara virtual. Perilaku konsumen saat membeli suatu produk atau layanan pun terlihat mengalami perubahan. Dulu, konsumen akan memanfaatkan mesin pencari. Akan tetapi, kini konsumen lebih memercayai sebuah produk atau layanan setelah mereka mendapatkan informasi dari rekan atau kerabat.
Dengan melihat tren yang terjadi, tidak banyak bisnis yang sanggup bertahan. Mereka lahir untuk mati dengan cepat. Jika ditilik kembali, salah satu faktor yang menurut saya menjadi penyebabnya adalah tidak adanya penciptaan nilai. Fokus pebisnis hanya pada produk atau layanan yang dapat mereka hasilkan. Setelah itu, mereka akan menjualnya secara masif melalui media-media daring.
Penciptaan nilai adalah fondasi pada saat kita ingin membangun bisnis. Sebagai siapa kita ingin dikenal? Apa yang akan kita lakukan? Manfaat apa yang akan dirasakan oleh konsumen dari kehadiran kita? Dalam penciptaan nilai, kita harus bisa melekatkan faktor emosional di dalamnya–sesuatu yang menjadi visi dan misi kita. Pastikan itu bisa terbaca jelas oleh konsumen. Semakin banyak informasi internal yang kita gali, semakin baik pula penciptaan sebuah nilai.
Ketika nilai sudah terbentuk dan semua orang dalam lingkungan bisnis kita sudah paham, pengembangan produk atau layanan akan menjadi mudah. Semua orang akan berperan sinergis dalam mewujudkan nilai menjadi sebuah produk atau layanan. Pada saat kita sudah bisa membuat produk atau layanan dengan nilai yang tinggi, transaksi akan bertransformasi menjadi persepsi. Konsumen tidak lagi melihat untung rugi dalam membeli produk atau layanan. Namun, konsumen akan berpikir satu hal pada saat membeli produk atau layanan: mereka akan menjadi siapa.
Pada saat sudah ada konsumen yang mengalami manfaat baik dari produk atau layanan yang diberikan, kita pun harus jeli. Para konsumen bisa menjadi loyalis yang akan menyuarakan atau mengampanyekan nilai, visi, dan misi kita kepada lingkungan sekitar mereka. Kita sebagai pebisnis pun harus siap menyediakan wadah bagi mereka untuk bisa mengeksplorasi produk atau layanan kita dengan lebih mendalam. Libatkan mereka dalam setiap kegiatan. Pastikan mereka selalu mendapat penyegaran pengetahuan. Saat itulah gerakan-gerakan bawah tanah akan mendesak maju. Tanpa sadar, bisnis kita akan sangat terbantu oleh mereka.
Mungkin masih segar dalam ingatan kita akan kasus Eiger saat menjadi santapan netizen ketika mereka melayangkan surat keberatan kepada salah satu pencipta konten di YouTube. Peristiwa tersebut membuat pemimpin Eiger menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat. Yang pasti, itu merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga bagi mereka. Eiger harus lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan yang menyangkut konsumen mereka. Di luar kesalahan yang mereka buat, kiranya kejadian ini tidak meruntuhkan Eiger. Lewat nilai yang mereka ciptakan selama puluhan tahun dan dibantu oleh para loyalis mereka yang berada di setiap pelosok negeri, Eiger tetap bertahan dalam terpaan badai.
Mels 😉
Tangerang Selatan, 22 Maret 2021
Catatan: Tulisan ini hasil pembelajaran dari siaran-siaran singkat Pak Subiakto Priosoedarsono dan Pak Kris Moerwanto di Instagram.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.