Sudah dua pekan ini saya menjauhi dua teman baik saya: Djarot dan Tukiyem. Djarot adalah sahabat saya sejak 2010. Dia memacari Tukiyem pada pertengahan 2020. Itulah awal saya mengenal Tukiyem. Sejak mereka berkenalan sampai akhirnya berpacaran, saya selalu ada di tengah-tengah mereka. Ya, itu karena memang saya diajak. Sementara itu, sejak berpacaran sampai hadirnya pertengkaran sepele antara mereka, saya selalu menjadi wadah untuk bercerita, mengeluh, sampai melampiaskan rasa marah.

Waktu menunjukan pukul 20.27. Ponsel saya berdering lima kali: tiga dari Tukiyem dan dua dari Djarot. Saya tidak sempat mengangkatnya karena sangat sibuk menyunting video untuk Narabahasa.

Pada pukul 21.00, Tukiyem kembali menghubungi saya. Bermula dengan tangisan dan bengek, dia memberi tahu bahwa hubungannya dengan Djarot sudah selesai. Singkat cerita, Djarot juga menghubungi saya. Dia memberi tahu hal serupa. Djarot meminta tolong kepada saya untuk menemani Tukiyem sampai dia membaik.

Selama dua pekan, saya menemani Tukiyem dengan berbicara melalui telepon dan bertemu langsung. Singkat cerita, saya bertemu Djarot. Saya rasa, dia agak kesal dengan saya. Saya pun bingung.

Beberapa kali dia menyinggung bahwa dua pekan terakhir saya tidak pernah mengajaknya pergi jalan. Padahal, kami pergi beberapa kali. Akan tetapi, memang porsi perginya lebih banyak dengan Tukiyem. Ya, itu karena Djarot meminta tolong saya untuk menemani Tukiyem.

Beberapa kali dia menyinggung, “Siapa yang ngenalin Tukiyem? Saya, ‘kan?” Di situ saya mulai bingung. Lo, bukankah Djarot yang menyuruh saya menemani Tukiyem sampai dia membaik? Ini asumsi saya, sih. Rasanya dia cemburu kalau saya terlalu dekat dengan Tukiyem. Padahal, niat saya sedari awal hanya ingin membantu. Dan, saya sudah tidak bisa melihat Tukiyem sebagai wanita yang saya suka, sebagai kekasih.

Akhirnya, setelah bertemu Djarot malam itu, saya memutuskan untuk menjauhi keduanya sementara. Saya sangat tidak bisa berteman dengan yang namanya drama. Sepertinya lebih baik saya mengisi hal-hal yang jauh lebih penting dalam pikiran saya, seperti

  1. menyunting video KDM;
  2. menyunting video KDM;
  3. menyunting video KDM;
  4. menyunting video KDM; dan
  5. menyunting video KDM.

Kadang, menjadi orang baik pun masih bisa salah.

Sekian. Terima kasih.

 

 

 

 

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.