Tulisan ini dibuat ketika suasana hati saya sudah lapang, lapang mengikhlaskan kepergian enam calon orang sukses di masa depan. Saya yakin, tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah ditakdirkan. Salah satunya adalah mengenal kalian. Maka, kalian telah menjadi anugerah yang sudah digariskan Tuhan.

Rasanya seperti baru kemarin berkenalan, ya. Doa saya untuk hubungan kita sederhana, seperti tulisan Pak Sapardi dalam puisinya.

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu. Kita abadi.

Kalian telah menjadi bagian dalam proses belajar saya di bidang SDMA. Saya menjalankan berbagai tugas, seperti merekrut, mengintroduksi, mengembangkan , dan mengevaluasi. Saya seperti dipaksa menjadi seorang ibu yang benar, ibu yang bisa menjadi teladan baik untuk anak-anaknya. Saya perlu berpikir bagaimana anak-anak saya ini mendapatkan yang terbaik dalam perawatannya.

Jujur saja, saya belajar memahami karakter manusia secara lebih luas bersama kalian. Saya mencoba mencari titik tepat untuk memperlakukan tiap-tiap karakternya. Apakah sulit? Tentu saja. Akan tetapi, saya senang berinteraksi dengan kalian. Interaksi membuat pembelajaran mengenal karakter manusia menjadi mudah.

Mbak Kemuning, si ramah dengan sapaan hangat setiap saat. Sosok yang ceria dan hangat terhadap orang-orang itu membuat Mbak Manajer jatuh hati untuk memilihnya. Terbukti, tugas-tugasnya diselesaikan dengan baik, bahkan beberapa kali sempat kelebihan waktu bekerja. Saya tahu Mbak Kemuning sudah mengupayakan yang terbaik untuk belajar di Narabahasa. Pesan saya hanya satu: istirahat yang cukup, ya.

Mbak Talitha, si tangguh dengan semangatnya yang selalu utuh. Ia adalah sosok yang mampu mencairkan suasana dan terlihat apa adanya. Caranya membalas pesan yang sangat memperhatikan tanda titik dan koma akan selalu terkenang untuk saya. Ia juga  aktif bertanya saat kegiatan Belajar di Rumah dengan pertanyaan-pertanyaan yang didominasi curhat. Semangat, ya, Mbak Talitha, untuk terus mencari tahu kemauan diri. Saya doakan semoga lekas memahaminya.

Mbak Cenna, si suka sambat tentang orang-orang yang sering membuat tugas terhambat. Saya sempat khawatir dengan muka jutek dan galaknya. Eh, ternyata itu terkalahkan oleh kehangatan dan empati yang Mbak Cenna beri untuk saya pribadi. Diskusi demi diskusi dengan curhat dadakan Mbak Cenna sering saja ada. Banyak hal positif dari Mbak Cenna yang mungkin sudah beberapa kali saya ucapkan. Terus jaga empati dan semangat belajarmu. Semoga sukses menjadi Ibu-SDM yang hebat!

Mas Abi, si suka berbalas pesan superkilat. Responsif sekali ia, Bung! Mas Abi jarang sekali berinteraksi dengan saya melalui pesan pribadi. Ketika saya membaca riwayat pesan kita, isinya hanya formalitas seputar pekerjaan. Untunglah ada program Belajar di Rumah yang membuat saya masih terus bisa berinteraksi dengan Mas Abi pada tiap pekan. Saya bakal kangen, sih, dengan balasan superkilat Mas Abi di grup. Pesan saya untuk Mas Abi, jangan lupa ada diri sendiri yang perlu dibahagiakan.

Mas Bimo, si aktor Narabahasa. Sudah beberapa kali saya dibuat tertawa oleh candaan Mas Bimo ketika mengobrol dengan teman-teman pramubahasa magang lainnya. Sosok Mas Bimo yang ceria membuat kami nyaman untuk berbincang. Saya penasaran, sih. Mas Bimo kapan terakhir kali menangis?

Mas Andrian, si peluluh hati saya. Sejak awal perekrutan, Mas Andrian sudah mampu memikat hati. Saya bahagia ketika Mas Andrian terpilih untuk bergabung untuk bermagang di Narabahasa. Saya coba membaca riwayat pesan kita. Ternyata, banyak juga, ya. Pesan yang awalnya kaku lama-lama nggak ada kaku-kakunya sama sekali. Akan tetapi, saya kagum karena tanda bacanya tetap terjaga. Sukses terus, Mas Andrian. Tetaplah menjadi si peluluh hati, ya.

Kini, sudah lewat satu pekan saya ditinggal oleh enam orang ini. Adanya media sosial membuat saya masih bisa memperhatikan kalian meskipun sudah tidak lagi dalam ikatan pekerjaan. Saya bersyukur bertemu dengan mereka dan bisa merangkai cerita kisah daring Narabahasa ini hingga selesai. Tetap semangat untuk bertumbuh. Sampai jumpa di rangkaian cerita lainnya!

Semarang, 08 April 2021

Listi Hanifah, SDMA-mu

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 5

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.