Saya pernah mendengar salah satu video Pandji Pragiwaksono di YouTube. Ia berkata, “Jerry Seinfield pernah ngomong, setiap hari dia akan bikin bit stand up comedy, apa pun kondisinya. Kenapa? Karena pekerjaan dia adalah komedian. Seperti layaknya orang kerja, dia kerja tiap hari.” Memang, sih. Saya sama sekali enggak ada kepikiran untuk jadi komedian, tapi ada satu hal yang saya pelajari dari kasus itu, yakni persistensi.

Dulu, sebelum pandemi melanda dunia, saya cukup sering (sebulan sekali itu, sering, enggak?) mencoba bit saya di depan beberapa teman. Walaupun jatuhnya itu seperti ajang combud ­(comedy buddy—sebuah istilah untuk orang yang membantu mematangkan sebuah set komedi) untuk saya. Kenapa? Ya, karena lebih banyak premisnya daripada tohokannya.

Sejak memutuskan untuk merantau ke Surabaya, entah kenapa, saya terbiasa menulis sesuatu yang saya anggap lucu, terutama yang berhubungan dengan gegar budaya yang saya alami ketika awal-awal kuliah di sana. Saya pikir, enggak ada yang tahu, kan, bisa saja sewaktu-waktu kumpulan premis itu membuat orang lain tertawa. Sampai sekarang, mungkin kurang lebih ada 150 lebih premis yang ada di catatan saya, 1/3-nya sudah pernah saya tes di depan orang lain. Sisanya belum. Mungkin baru separuh yang sudah jadi set.

Salah satu premis yang saya tulis dulu adalah mengenai sapaan aku-kamu. Di Surabaya, sungguh sebuah kesulitan untuk saya membiasakan sapaan aku-kamu dalam keseharian. Akan tetapi, kalau saya kukuh pakai gua-elu di sana, bisa-bisa saya disangrai di Pantai Kenjeran karena dianggap songong. Walaupun sulit, ternyata dalam enam bulan saya telah terbiasa menggunakan sapaan itu. Sampai akhirnya, saya harus kembali ke Tangerang untuk sebuah acara di SMA saya. Saya yang sudah terbiasa menggunakan sapaan aku-kamu, sering kali keceplosan menggunakannya di tengah-tengah orang yang biasanya menggunakan sapaan gua-elu.

Oh, ini, ya, rasanya sia-sia .…

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.