Saya tukang bolos ketika SMA. Satu-satunya mata pelajaran yang selalu saya ikuti ialah Kimia. Itu karena yang mengajar Pak Vittry, atau lengkapnya Aidil Vittry. Beliau juga yang membuat saya jatuh cinta pada ilmu kimia hingga akhirnya saya memilih masuk jurusan Teknik Kimia.

Kumis lebat dan jidat yang lebar karena rambut yang menipis di bagian tengah merupakan ciri khas Pak Vittry yang tidak pernah saya lupakan. Perawakannya cenderung kurus dan beliau hampir selalu berjengket ketika berfoto agar tidak kalah tinggi dengan yang lain. Meski berkesan galak, sorot matanya ramah dan menyenangkan. Ketika berbicara, terdengar sekali bahwa beliau orang Sunda asli dengan logat yang kental dan gaya ngabodor (melucu).

Saya selalu mengikuti kelas Pak Vittry di jurusan Biologi (A2) dengan bersemangat. Pada angkatan saya, A2 hanya terdiri atas dua kelas, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan A1 (Fisika) yang terdiri atas delapan kelas, tetapi masih lebih banyak daripada A3 (Sosial) yang hanya satu kelas. Pak Vittry bisa membuat pelajaran Kimia yang rumit menjadi mengasyikkan.

Salah satu teknik mengajar yang saya pelajari dari Pak Vittry ialah jembatan keledai (mnemonik). Itu adalah rumus atau ungkapan yang dipakai untuk mengingat sesuatu. Heboh negeri Argentina karena senat runtuh, misalnya, merupakan jembatan keledai untuk unsur kimia pada golongan VIIA pada tabel periodik, yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Mnemonik DAS SMTP sekarang saya pakai untuk mengingat tujuh konjungsi koordinatif: dan, atau, serta, sedangkan, melainkan, tetapi, dan padahal.

Di luar kelas, Pak Vittry juga akrab dengan para siswa. Beliau tidak segan menyapa dan bersedia meluangkan waktu ketika diajak mengobrol. Saya lupa apa jabatan beliau dalam manajemen sekolah. Yang saya ingat, beliau menginisiasi pendirian salah satu organisasi kegiatan ekstrakurikuler di SMA saya dan kemudian menjadi pembina organisasi itu.

Pada Minggu, 4 Juli 2021, saya mendapat kabar dari kiriman di grup Facebook alumni SMA 3 Bandung bahwa Pak Vittry wafat setelah stroknya yang kedua. Selamat jalan, Pak. Terima kasih atas segala ilmu dan cinta yang Bapak berikan. Allah pasti mencintai Bapak.

Penulis: Ivan Lanin

Penyunting: Shafira Deiktya

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.