Kenangan Putih Abu
Ikatan alumni SMA saya biasanya memiliki tradisi mengunggah twibbon ketika hari lahir sekolah. Foto yang digunakan adalah foto semasa sekolah. Alhasil, saya harus membongkar keras eksternal (external hard disk) untuk mencari foto mana yang layak disisipkan pada twibbon. Ketika membongkar diska keras eksternal itulah akhirnya saya bernostalgia ke masa putih abu-abu. Masa ketika saya memiliki visi senang dan misi senang. Jadi, visi misi hidup saya saat itu adalah senang-senang.
Orang sering berkata kepada saya untuk beranjak dan fokus pada hari ini. Namun, saya rasa sesekali menengok ke belakang juga bukan masalah. Malah dengan mengenang masa lalu, saya menjadi lebih bersyukur dan kuat untuk menjalani masa kini.
Banyak orang beranggapan bahwa masa SMA adalah fase paling indah dalam kehidupan. Saya sepakat dengan pernyataan tersebut. Masa SMA saya unik, menyenangkan, dan indah. Banyak kenangan menarik dalam hidup saya yang sumbernya berasal dari masa SMA. Sebut saja mengerjakan PR bersama-sama sebelum kelas dimulai, curi-curi waktu untuk menyelinap ke kantin, menonton film bersama-sama ketika jam kosong, dan lainnya.
Saya ingat betul ketika melewati gerbang sekolah untuk pertama kalinya yang saya lihat adalah wajah-wajah asing dan lugu. Percakapan dimulai dengan kata halo yang canggung tanpa bumbu basa-basi. Hari demi hari kami lewati, entah bagaimana caranya tiba-tiba kami bisa akrab. Apalagi sekolah saya dulu adalah sekolah berasrama, jadi kami sudah hafal segala macam sifat baik dan buruk satu sama lain.
Ternyata sudah empat tahun saya meninggalkan masa-masa indah tersebut. Wajah-wajah familier yang biasa saya sapa secara langsung sekarang hanya bisa saya tatap melalui layar ponsel. Dulu, mengatur waktu temu untuk mengobrol semudah membalikkan telapak tangan. Sekarang, perlu ada beberapa kali perubahan jadwal dan negosiasi untuk sekadar berbincang sebentar. Walaupun demikian, saya bersyukur masih bisa menjaga komunikasi dengan mereka.
Ah, ketika menulis ini rasanya saya ingin mengulang masa-masa ketika pikiran hanya terbebani oleh kiat-kiat menghindar dari guru killer, bukan permasalahan kompleks orang dewasa yang tidak bisa dianggap angin lalu begitu saja. Saya sangat bersyukur bisa bertemu orang-orang unik dan nyeleneh yang ternyata sekarang malah menjadi orang keren dan berpengaruh di lingkungan masing-masing. Setelah saya renungi, kembali sejenak ke masa lalu ternyata menyenangkan, ya.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 2
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.