Saya telah berjanji kepada diri saya sendiri untuk menulis sebuah artikel mengenai perjalanan. Perjalanan ini erat kaitannya dengan bulan Juli. Oleh sebab itu, sebelum bulan Juli berakhir, izinkan saya untuk menuangkan kisah mengenai perjalanan tersebut pada swalatih kali ini.

Waktu itu saya sedang asyik melihat-lihat beranda Twitter. Tidak sengaja mata saya tertuju pada sebuah akun bernama Narabahasa yang diretwit oleh teman saya. Saya iseng membuka profil Twitter tersebut dan bergumam, “Wah, keren juga ada akun tentang bahasa kayak gini.” Entah kebetulan atau memang takdir, saya melihat twit mengenai lowongan pramubahasa magang. Kebetulan sekali ada satu posisi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya, yaitu pemasaran. Akhirnya, saya memutuskan untuk mendaftar.

Tahap demi tahap seleksi saya lalui hingga akhirnya saya berada pada tahap terakhir, yaitu seleksi wawancara. Sebelum menghadiri seleksi wawancara, saya menyempatkan diri untuk membaca profil Narabahasa terlebih dahulu. Ada satu hal menarik dari Narabahasa yang membuat saya merasa bahwa Narabahasa adalah tempat yang sesuai untuk saya, yaitu visi Narabahasa. Lagi-lagi, entah kebetulan atau memang takdir Tuhan, visi Narabahasa sejalan dengan salah satu mimpi saya. Sejak SMP, pelajaran bahasa selalu menjadi pelajaran kegemaran saya. Kegemaran saya tersebut tentu beralasan. Saya percaya bahwa dengan menguasai bahasa, saya bisa pergi melihat dunia dengan sudut pandang yang lebih luas.

Tanggal 1 Juli 2020 menandai hari pertama saya bekerja sebagai pramubahasa magang di Narabahasa. Itulah alasan mengapa perjalanan saya erat kaitannya dengan bulan Juli. Hari demi hari saya lalui. Banyak sekali pengalaman berharga yang saya dapatkan dari Narabahasa. Sebagai seorang mahasiswa yang baru lulus, saya akui perjalanan saya tidak mudah. Banyak realita yang ternyata sangat berbeda dengan apa yang saya bayangkan ketika kuliah.

Kini, ketika merenungi perjalanan setahun lalu, saya merasa sangat bersyukur bisa berada di Narabahasa. Saya bersyukur bisa mempelajari banyak hal dari dua penyelia saya, Mbak Melanie Koernia dan Mbak Dessy Irawan. Mbak Melanie yang penyabar dan berhati Hello Kitty menjadi teman diskusi yang baik mengenai realita dunia pemasaran yang jauh sekali dari apa yang saya pelajari ketika kuliah. Saya jadi paham bahwa dunia pemasaran di korporat itu dinamis dan tidak bisa hanya terpaku dengan teori. Mbak Dessy yang terstruktur, visioner, dan tegas (sebetulnya beliau berhati Hello Kitty juga) mengajarkan saya untuk bekerja secara rapi, berpikir strategis (terutama ketika mengidentifikasi mitra), dan bermental baja. Terima kasih banyak, Mbak Lanie dan Mbak Dessy.

Tidak terasa sudah satu tahun saya bekerja di Narabahasa dan merasakan berada di dua divisi, yaitu Pemasaran dan Humas. Ketika menengok untuk melihat apa yang sudah saya lalui selama satu tahun ini, saya merasa bangga sekaligus bersyukur karena telah berproses di Narabahasa bersama orang-orang hebat.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.