Dahulu Konten, Kini Interaksi
Malam minggu kemarin saya mengikuti bahasan Pak Kris Moerwanto tentang pemahaman media sosial yang salah kaprah. Pak Kris adalah seorang pemerhati perkembangan ilmu komunikasi, media, pemasaran, dan ilmu tentang perilaku (behavioural science). Topik bahasan itu diperkuat oleh buku Marrisa King yang berjudul Social Chemistry: Decoding the Patterns of Human Connection.
Pak Kris menguraikan bahwa aktivitas berjejaring tidak otomatis memperluas jaringan kita. Yang lebih penting juga bukan berapa jumlah temanmu, melainkan siapa temanmu. Saat ini nilai dan mutu interaksi lebih menentukan kesuksesan seseorang dalam bermedia sosial, bukan lagi banyak pengikut, ketenaran, ataupun statusnya.
Warganet makin kritis akibat banyaknya produk dan layanan yang lalu-lalang di media sosial mereka. Untuk memilih, mereka menjadi lebih waspada. Akhirnya yang sangat berpengaruh adalah kepercayaan, reputasi, dan integritas dari pemilik akun media sosial, bukan lagi jumlah pengikut dan jangkauan.
Hal itu tidak lagi didapat dari konten yang mahal atau menggugah. Konten sudah menjadi tidak terlalu relevan. Saat ini tren mulai bergeser ke interaksi yang terjadi dalam setiap konten yang diunggah. Konten harus bisa memicu efek pembicaraan, efek keingintahuan orang atas hal yang kita sampaikan. Namun, jangan berhenti di sana. Kita pun harus mampu menghidupkan interaksi yang sudah kita cetuskan.
Ketika mendengar itu, saya menjadi berpikir bahwa komunitas kecil, tetapi dengan interaksi yang baik, malah bisa memperkuat suatu bisnis. Efek timbal balik harus tecermin dalam komunitas yang kita ciptakan. Interaksi yang hangat akan meningkatkan kepercayaan, reputasi, dan integritas si pebisnis. Tanpa kita sadari, itu sebenarnya akan berdampak kepada jumlah pengikut dan jangkauan.
Saya jadi teringat akan akun Telegram yang dimiliki oleh Narabahasa, yaitu Kerabat Nara. Ada 587 orang yang secara sukarela bergabung dalam grup tersebut. Saat ini interaksi yang terjadi saya rasa masih sangat rendah, masih seputar tanya jawab yang dipancing oleh anggota. Mungkin kita harus sama-sama menggali kembali hal apa saja yang harus kita tingkatkan agar interaksi menjadi lebih tinggi dan hangat. Sebabnya, 587 orang ini bisa menjadi duta jenama Narabahasa dalam senyap.
Mels 😉
Tagerang Selatan, 22 Agustus 2021
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.