Ini adalah salah satu peristiwa yang menarik dan sayang jika terlupakan oleh ingatanku. Meskipun sudah lewat masanya, aku perlu berterima kasih dengan kejadian masa-masa sekolah karena membuatku menyenangi dunia menulis. Aku yang tiba-tiba menulis ini pun karena tidak sengaja menemukan buku diari saat membongkar barang-barang untuk dipilah.

“Dear diary…” tulisan yang khas banget saat hendak memulai mengutarakan perasaan dalam buku diari. “Bisa galau juga ya,” “Asli lebay banget pas ini,” “Oh, iya. Dia apa kabarnya, ya, sekarang.” aku bergumam sendiri saat membaca lembar demi lembar dan sempat tidak percaya bahwa aku penulisnya.

Bersyukur sekali rasanya punya kenangan itu. Hampir tidak percaya sekarang aku sudah tumbuh dan melalui fase menjadi gadis dewasa yang bukan lagi saatnya galau-galau dan mencari kesenangan untuk diri sendiri. Dahulu rasanya ringan sekali menulis perasaan apapun yang sedang dirasakan. Senang bilang senang, tidak senang bilang tidak senang, bahkan marah-marah dengan bebasnya.

Aku menulis ini karena usai mengantar pikiranku menjelajahi setiap peristiwa yang ada di lembaran buku diari. Ya, memang tidak semuanya ingat, bahkan beberapa sudah lupa orang-orangnya. Akan tetapi, setidaknya pengalamannya atau kejadiannya masih bisa dirasakan. Juni 2012, peristiwa perkemahan sabtu minggu (persami), ternyata aku yang tidak sadar sedang digebet oleh teman kelas sebelah, pernah ditembak di tengah tanah lapang sambil dibawakan bunga bukan senjata. Aku yang malah kabur dan dia mengejar menunggu jawabanku. “Hahaha konyol sekali kau bocah,” komentarku merutuki lembaran itu. Lain lembar pada bulan September 2012, peristiwa pencelaan yang aku alami pertama kali. Hampir ingin pindah sekolah rasanya saat itu karena tidak sanggup menghadapi orang-orang gila. Dahulu aku menyebut mereka orang gila memang. Masih saja membacanya terasa menyayat hati.

Rasa senang, sedih, khawatir, cemas, dan marah timbul saat membawa pikiranku menyelami tiap lembarannya. Satu hal yang bisa kusimpulkan dari pengalaman menulis adalah adanya rasa syukur yang membuktikan bahwa diri ini makin bertumbuh ke arah hal-hal kebaikan. Mencoba tidak melawan hal-hal buruk dengan keburukan. Melampiaskan semua perasaan pada sebuah lembaran kertas hingga akhirnya tulisan ini.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.