Hari ini aku iseng membuka galeri foto di ponsel. Jariku dengan lincah menelusuri satu per satu memori di tahun 2018. Ada fotoku bersama teman-teman kuliah ketika sedang merayakan wisuda angkatan 2018, foto kolam renang kesukaanku yang biasanya aku kunjungi setiap pekan, dan lainnya. Namun, dari sekian banyak foto, aku tertegun ketika melihat fotoku dengan keluarga besar Papa di Banjarmasin.

Ah, sudah dua tahun rupanya aku tidak mengunjungi Kakek dan Nenek. Sudah dua tahun pula aku tidak disambut oleh udara pengap dan panas khas Banjarmasin ketika turun dari pesawat. Bagaimana, ya, kondisi Banjarmasin sekarang? Aku berpikir dalam diam sembari terus melihat foto-foto ketika berada di Banjarmasin.

Menurutku, Banjarmasin memang tidak senyaman Bandung. Terik matahari di sana jauh lebih menyengat dan percakapan sehari-hari mereka terdengar asing di telinga. Entah kenapa, ketika sekarang aku melihat-lihat foto tersebut ada perasaan rindu yang merayapi tubuhku padahal dulu hampir setiap hari aku mengeluh kepanasan ketika berada di sana. Sekarang aku malah rindu.

Tidak terasa sudah dua tahun berlalu sejak aku terakhir kali menginjakkan kaki di kota itu. Tahun ini sudah jelas tidak ada udara pengap dan panas yang akan menyambutku di Bandara. Aku juga tidak akan mendengar percakapan dalam bahasa Banjar yang asing di telinga. Dua hal yang tidak ku sangka akan sangat aku rindukan saat ini. Doaku, semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita semua diberi kesehatan dan kesempatan untuk bertemu kembali dengan keluarga yang sempat terpisah karena pandemi.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.