Pembimbingan dan Pendampingan
Anak saya Arka mendatangi saya. “Yah, tolong bantu Arka buat makalah, ya,” katanya. Di kelas 11 ini, dia mendapat tugas untuk membuat makalah ilmiah dari sekolahnya. Saya menanyakan topik yang ingin dia jadikan sebagai bahan makalah. Topik pilihannya membuat saya tertawa. Dia memilih topik hubungan antara kebugaran fisik dan kebahagiaan. Tampaknya topik itu diambilnya karena belakangan dia sedang giat berolahraga.
Saya memberikan beberapa petunjuk praktis kepada Arka berdasarkan pengalaman saya. Saya meminta Arka untuk mencari dan membaca beberapa makalah tentang topik yang dia minati. Untuk membantu mengorganisasikan bahan yang dibaca, dia dapat membuat peta pikiran. Setelah itu, dia perlu menyusun kerangka karangan berupa butir-butir pokok yang dibagi menjadi tiga bagian besar: pembuka, isi, dan penutup.
Ketika Arka sedang menyimak penjelasan saya, istri saya lewat, berhenti, dan bertanya, “Loh, bukannya Arka udah nanya Mama tadi?”
Arka menjawab, “Iya, ini cuma mau cari info tambahan aja. Abis, Mama tadi ditanya malah nanya balik.”
“Itu karena Mama coaching, Ayah mentoring,” ujar istri saya sambil tertawa.
Menurut istri saya, ada perbedaan antara coaching dan mentoring. Kedua hal itu sama-sama dilaksanakan untuk membantu seseorang mencapai suatu tujuan. Perbedaan keduanya terletak pada, antara lain, pelaksanaannya. Coaching dilakukan oleh coach dengan menggali jawaban dari coachee (orang yang mendapat coaching). Sebaliknya, mentoring dilakukan oleh mentor dengan membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada mentee (orang yang mendapat mentoring).
Dari sebuah peraturan perundang-undangan, saya menemukan padanan bahasa Indonesia untuk coaching dan mentoring, yaitu pembimbingan dan pendampingan. Kedua padanan itu dicantumkan pada Pasal 11 ayat 5 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 216/PMK.01/2018 tentang Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia di Lingkungan Kementerian Keuangan (PMK 216/2018).
Saya pribadi merasa pemadanan itu terbalik. Mestinya, coaching dipadankan dengan pendampingan, sedangkan mentoring dengan pembimbingan. Istri saya yang merupakan seorang coach profesional sepakat dengan saya.
PMK 216/2018 juga memberikan definisi untuk kedua istilah tersebut. Coaching adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri. Sebaliknya, mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman pada bidang yang sama.
Pada kasus Arka, istri saya melakukan pendampingan (coaching) dengan menanyakan apa topik yang ingin dibuat, dari mana ia akan mendapat referensinya, dan berbagai pertanyaan lain yang membuat Arka dapat menggali sendiri bagaimana cara membuat tulisannya. Di sisi lain, saya menjalankan pembimbingan (mentoring) dengan membagikan pengetahuan saya tentang cara membuat makalah kepada Arka. Semoga Arka dapat memetik manfaat dari dua pendekatan berbeda yang kami terapkan.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 1
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.