Bahagia
Kata bahagia seperti kata umum yang sering diucapkan manusia di muka bumi ini. Namun, sebenarnya apa makna bahagia itu sendiri? Tulisan ini saya buat berdasarkan opini pribadi, tetapi mungkin bisa menjadi pelajaran untuk pembaca.
Saat belia, mungkin kita dengan mudah tertawa dan merasa senang. Saat bermain kejar-kejaran dengan teman sejawat atau saat berkumpul bersama keluarga, dan lain sebagainya. Namun, makin dewasa rasanya makin sulit menemukan rasa senang. Makin dewasa, makin banyak pula masalah yang dihadapi. Rasanya, waktu untuk tertawa lepas makin sedikit. Makin dewasa, kita juga makin realistis. Rasanya hidup makin berat dan monoton.
Ada yang bilang, katanya, “Bisa membahagiakan orang lain adalah bahagianya saya”. Awalnya saya pikir memang begitu cara menemukan bahagia. Namun, ternyata, tidak semudah itu. Ya, memang, ketika kita mampu membantu siapa pun ada rasa bahagia yang terselip. Namun, kadang masih ada hampa dan kosong yang juga terasa. Sampai suatu saat saya mendengar kalimat ini dari seorang psikolog, “Bagaimana bisa kamu membahagiakan orang lain, padahal kamu sendiri belum bisa membahagiakan diri sendiri?”
Oleh karena pertanyaan itu, saya mejadi berpikir. Sepertinya, ada pola yang terlewat untuk mendapatkan makna bahagia yang sesungguhnya. Bagaimana kita bisa tahu apakah seseorang benar-benar bahagia atas apa yang kita lakukan, ketika kita tidak mampu memahami konsep bahagia itu sendiri? Bagaimana bisa kita bilang, “kebahagiaannya adalah bahagia saya”, ketika kita sendiri lebih sering merasakan hampa daripada bahagia?
Oleh karena pertanyaan itu pula, saya sadar bahwa bahagia bukan hanya boleh dirasakan oleh orang lain. Namun, kita semua harus bisa merasakan bahagia. Berdamai dengan diri sendiri dan mencari kebahagiaan untuk diri sendiri juga sama pentingnya dengan membahagiakan orang lain. Maka dari itu, sungguh sah untuk membahagiakan diri sendiri sebelum memutuskan untuk membahagiakan orang lain. Dengan membahagiakan diri sendiri, maka kita mampu lebih objektif pada bahagia orang lain dan juga lebih mudah menghargai jenis bahagia milik orang lain.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.