Bahagiaku Sesederhana Ini
Cerita ini saya tulis dengan sebagaimana mestinya. Ini adalah pekan terakhir saya menulis swalatih di Narabahasa. Sudah hampir lima bulan lamanya saya bermagang di sini. Banyak hal saya dapatkan selama hampir lima bulan ini, terutama tentang manajemen waktu. Banyaknya pekerjaan membuat saya berpikir tentang cara membagi waktu dengan baik. Saya terlatih menentukan prioritas utama yang harus dikerjakan dan yang dapat ditunda. Saya kerap merasa semua hal itu semua penting. Ternyata, sulit, ya, memprioritaskan satu hal penting di antara banyak kepentingan.
Pada akhirnya, saya memilih untuk berfokus pada pekerjaan utama, yaitu mendesain. Banyak hal yang saya pelajari dari awal sampai saat ini tentang selera dan kualitas desain yang baik. Selain membutuhkan keterampilan untuk menyesuaikan gaya desain, adaptasi juga berperan penting dalam prosesnya. Saya mengikuti semua selingkung yang telah ditentukan. Berbagai macam revisi pun saya terima. Ternyata, justru hal-hal itulah yang menjadi bahan Tugas Karya Akhir saya.
Dengan melihat perkembangan saya saat ini, saya merasakan dua hal. Pertama, saya sedih. Sedihnya, kenapa saya baru paham beberapa hal pada saat magang ini akan berakhir. Kalau saja saya punya kantung Doraemon, saya akan memperpanjang waktu dengan meminjam alat pengulur waktu. Sayangnya, itu hanya halusinasi.
Kedua, saya bahagia. Ada dua alasan yang membuat saya bahagia. Alasan pertama karena saya telah menyelesaikan tugas akhir dengan iringan rasa bangga dan syukur yang terus mengalir dalam diri saya. Tugas akhir saya menjadi sangat bagus setelah diperiksa oleh manajer saya yang selalu baik hati meski beliau sibuk sekali dengan jadwal yang begitu padat. Beliau berhasil membuat saya berbahagia melebihi apa pun karena dosen pembimbing saya turut memuji hasil karya saya. Semua itu berkat bantuan dan bimbingan manajer saya yang sepenuh hati mengajarkan banyak hal yang tidak bisa saya sebutkan semua saking banyaknya. Namun, saya akan selalu ingat apa yang beliau ajarkan kepada saya selama ini.
Alasan kedua saya bahagia karena saya sudah jauh berkembang dan memahami apa yang manajer saya maksud dalam konteks pekerjaan. Maaf kalau saya telat memahami. Itu bukan karena saya tidak memperhatikan, melainkan karena saya kerap banyak merenungi kesalahan sehingga prosesnya sangat lama. Lagi-lagi, saya pun ingin berterima kasih kepada beliau atas apa yang saya dapatkan dari pemahaman yang diberikan beliau.
Sebagai penutup, dengan rasa hormat, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih untuk semua Tim Nara. Semoga kita bertemu lagi pada kemudian hari. Doa dari saya: semoga semua selalu sehat dan diberi perlindungan oleh Tuhan. Semangat!
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 1
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.