Ketika sedang asyik menjelajahi lini masa Twitter, tangan saya terhenti pada sebuah twit  bergambar yang diunggah oleh teman kuliah saya. Dalam twit itu, ia menyarankan pengikut akunnya untuk menulis surat kepada diri sendiri pada masa yang akan datang seperti yang ia lakukan tahun lalu. Ternyata, gambar yang ia sisipkan dalam twit tersebut merupakan surel yang ia tulis pada 3 Februari 2020 dan sengaja ia jadwalkan untuk dikirim satu tahun kemudian. Surel itu berisi keadaannya kala itu yang sedang kewalahan mengirim lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Pada akhir surel, ia menuliskan, “Sekarang sudah selang setahun, coba, dong, tuliskan lima hal yang paling kamu syukuri dan jadwalkan kirim lima tahun lagi.” Karena penasaran, saya akhirnya mengirimkan pesan langsung Twitter untuk bertanya apakah dia betul-betul akan menjadwalkan surel selanjutnya untuk dikirim lima tahun lagi dan jawabannya iya.

Twit teman saya itu membawa ingatan saya kembali ke masa lalu, tepatnya pada 2010. Saat itu saya masih duduk di kelas empat SD. Entah awalnya bagaimana, saya dan sahabat saya mendadak punya ide untuk membuat kapsul waktu. Sepertinya kami terinspirasi dari novel Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) berjudul 4ever Friends karya Alya Nabila. Novel itu menceritakan mengenai dua orang sahabat yang memiliki kapsul waktu. Mereka sempat berpisah karena melanjutkan pendidikan ke sekolah yang berbeda, tetapi dipertemukan kembali ketika reuni sekolah. Mereka memutuskan mengulang kenangan masa kecil dengan menggali kapsul waktu yang dikubur di halaman sekolah.

Lucunya, kapsul waktu milik saya dan sahabat saya bukan berbentuk kapsul, melainkan berbentuk kubus yang terbuat dari plastik. Ukurannya kecil, mungkin hanya 15×15 cm. Kapsul itu kami isi dengan surat yang kami buat untuk satu sama lain, dua burung-burungan dari kertas lipat dengan warna kesukaan kami, uang koin (saya lupa nominalnya berapa), dan dua boneka jari kesayangan kami. Pada awalnya, kami sepakat untuk membuka kapsul waktu itu ketika reuni, persis seperti cerita dalam novel 4ever Friends. Sayangnya, saya hilang kontak dengannya ketika kelas sembilan SMP. Tiba-tiba saja Facebook dan BlackBerry Messenger-nya tidak aktif. Saya masih berusaha mencarinya hingga saat ini melalui medsos, tetapi tetap saja hasilnya nihil.

Rencana membuka kapsul waktu itu pun tidak pernah terwujud. Kebetulan reuni dilaksanakan tepat ketika saya sedang menempuh pendidikan di sekolah berasrama sehingga saya tidak bisa hadir dan saya dengar sahabat saya juga tidak hadir.  Pada awal 2021, gedung SD saya direnovasi besar-besaran jadi saya tidak yakin kapsul waktu itu masih tersimpan dengan baik. Meskipun demikian, saya senang karena pernah membuat kapsul waktu dengan sahabat saya.

 

Penulis: Qinthara Silmi

Penyunting: Dessy Irawan

 

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.