Melawan Rasa Takut
Pekan kemarin, saya menjadi moderator KDP (Kelas Daring Praktis) Narabahasa. Saya adalah orang yang takut untuk berbicara di depan publik. Sebelum bergabung dengan Narabahasa, saya sama sekali tidak pernah menjadi moderator ataupun berbicara di depan banyak orang. Menurut saya, berbicara di depan banyak orang itu lebih mengerikan dibandingkan bertemu kecoak di WC. Walaupun begitu, saya sangat ingin bisa berbicara di depan umum karena saat SMA saya bercita-cita menjadi aktor atau selebritas—yang harus cakap berbicara di depan banyak orang. Bagaimana jika saya ditanya oleh wartawan, tetapi saya gugup karena berlewah pikir, kan?
Bermagang di Narabahasa mengharuskan saya untuk berbicara di depan publik. Sebenarnya, saya merasa senang dan sedih. Saya merasa senang karena saya bisa belajar melatih kemampuan berbicara meski dimulai dari lingkungan yang kecil. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bahasa, Narabahasa mengajarkan saya bertutur kata dengan baik dan benar.
Sementara itu, saya merasa sedih karena tidak bisa menghilangkan lewah pikir yang mengganggu saya sepanjang persiapan menjadi moderator. Ketika saya diminta untuk menjadi moderator KDP, saya syok karena tidak pandai berbicara di depan umum. Namun, saya mencoba untuk tenang dengan cara menarik napas dalam-dalam dan menahan napas hingga enam detik. Lalu, saya berbicara dalam hati, “Gua bisa. Gua bisa, Gua bisa.” Dengan begitu, saya bisa mengurangi rasa cemas itu.
Saat ada peninjauan kinerja pemagang pada bulan November, Mbak Dessy, manajer saya, mengevaluasi kinerja saya sebulan terakhir. Saya bercerita mengenai kesulitan saya untuk berbicara di depan umum. Saat KDP kemarin, saya sangat terbantu dengan adanya juknis yang diberikan kepada moderator. Meski tetap gugup, setidaknya saya merasa lebih tenang karena memiliki pedoman. Mbak Dessy kemudian memberikan beberapa tips untuk menjadi moderator, seperti menyiapkan teks “sontekan” dan sering berlatih agar tidak salah dalam bertutur. Seperti yang dikatakan oleh Mbak Listi, salah satu pramubahasa Narabahasa, “Selalu berbicara. Teruslah berlatih berbicara. Kita bisa karena terbiasa.”
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.