Merawat Empati Lewat Organisasi
Saya memberikan judul tentang empati bukan tanpa alasan. Lalu, apa korelasi antara empati dengan organisasi?
Apakah kamu pernah berkecimpung dalam sebuah organisasi; organisasi yang berisi sekelompok orang yang saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tertentu? Jika kamu mengangguk, pertanyaan selanjutnya, apa yang ingin kamu dapatkan dalam sebuah organisasi?
Beragam jawaban muncul saat saya menanyakan pertanyaan itu kepada beberapa mahasiswa baru Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar, Magelang. Beberapa hari lalu, saya berkesempatan untuk berbagi bersama mereka untuk membahas topik “organisasi”.
Saat itu saya diberi kerangka acuan kerja (KAK) oleh panitia. Seperti tertulis di bagian tujuan acara, panitia ingin menumbuhkan jiwa sosial mahasiswa. Saya mulai mempersiapkan bahan paparan. Kebetulan saat itu waktu yang diberikan sekitar dua pekan. Saya masih memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi topik “organisasi”. Jujur saja, saya sudah enam tahun berkecimpung di dunia organisasi, tetapi baru belakangan ini mencoba untuk mendefinisikan arti organisasi. Dalam KBBI, organisasi berarti kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Menurut saya, organisasi adalah sekelompok orang yang saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tertentu. Arti sederhana ini ternyata meluas ke seluruh aspek dan salah satu aspek dari beberapa macam manfaat organisasi adalah menumbuhkan rasa empati.
Saya merasa empati memang dapat bertumbuh dalam organisasi. Saat berorganisasi, kita akan berada dalam satu ruang lingkup yang sama untuk mewujudkan hal yang sama juga. Ada kejadian yang pernah saya alami dua tahun silam, saat saya masih jadi mahasiswa dan bergabung di organisasi kampus, yaitu saya mengalami sakit. Saat itu, saya sedang menyiapkan sebuah acara besar di kampus. Sebagai koordinator acara, saya perlu memastikan pembagian tugas tiap-tiap divisi. Teman saya yang menyadari muka saya terlihat pucat langsung menghampiri saya. Saya tidak sadar bahwa tubuh saya saat itu sudah mengirim sinyal lelah. Untung saja, ada teman saya yang sadar sehingga saya tidak perlu sampai pingsan duluan. Ini hanya salah satu cerita dari sekian banyak kejadian yang bisa diterima hikmahnya saat mengikuti organisasi.
Singkat cerita, saat sesi presentasi tiba, saya menegaskan kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut untuk mengerti tujuan utama mengikuti organisasi tersebut. Kita jangan sampai membuang waktu karena tidak mengetahui tujuan apa yang akan dikerjakan. Ini berdampak pada totalitas saat menjalankan tugas atau pekerjaan yang ada di organisasi. Saat seseorang sudah mengerti akan tujuannya, dia akan mulai menyelami prosesnya dan menikmati pekerjaannya. Rasa empati itu akan tumbuh dengan sendirinya saat sadar satu sama lain harus saling menopang untuk tercapainya sebuah tujuan bersama. Sebagai penutup paparan presentasi, saya menuliskan juga bahwa tidak ada orang yang tidak penting dalam organisasi. Semua memiliki peran untuk mencapai tujuan bersama.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.