Saat swalatih ini ditulis, waktu bermagang saya di Narabahasa tersisa tiga pekan lagi. Swalatih terakhir ini akan bercerita tentang kesan saya terhadap Narabahasa.

Saya awalnya tidak menyangka dapat diterima bermagang di Narabahasa. Padahal, pada tahap terakhir seleksi (wawancara), saya sudah pesimistis karena tidak maksimal saat menjawab pertanyaan dari DI. Namun, pada 23 September 2021 pukul 16.00 WIB, saya ditelepon LH melalui WhatsApp dengan informasi bahwa saya diterima di Narabahasa. Setelah itu, saya–yang masih dengan perasaan tidak menyangka–langsung melengkapi berkas yang diminta LH.

Ada banyak hal yang saya pelajari setelah hampir tiga bulan bermagang di sini. Pelajaran yang paling utama ialah soal bahasa. Sebelum di Narabahasa, saya tidak tahu tentang laras dan tataran bahasa. Saya pun tidak tahu bahwa pemahaman akan keduanya itu sangat penting. Kini, saya makin tahu karena IL selalu menjelaskannya pada Kelas Daring Praktis (KDP). Melalui KDP, saya juga memperoleh pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu, mulai dari laras kreatif hingga ilmiah. Terima kasih, IL.

Kemudian, HR juga banyak mengajarkan saya tentang bahasa pada ragam tulis. Ketika menyunting tulisan saya, ia sering memberikan berbagai penjelasan yang dapat menambah pengetahuan saya akan bahasa. Misalnya, ia pernah menjelaskan penggunaan meskipun …, tetapi …. Setelah saya selisik lebih dalam, ternyata itu merupakan penggunaan konjungsi subordinatif yang berlebihan. Terima kasih sudah senantiasa menyunting berita yang saya tulis, HR. Kalau saya ke Yogyakarta nanti, jangan lupa ajak main ke Sisih Selatan Studio, ya.

DI, manajer saya, juga turut mengajarkan banyak hal kepada saya. Ia sering membuka cakrawala saya dengan membagikan pemahaman dan pengalamannya di Narabahasa. DI adalah orang yang senantiasa memberikan pencerahan kepada saya. Terima kasih juga, DI. Tetap semangat dalam memanajeri tiga divisi.

QS, rekan saya, juga banyak mengajarkan saya tentang bekerja sebagai Humas Narabahasa. Ia senantiasa memberikan kiat saat menjalin relasi dengan mitra. Ia juga selalu menyemangati saya saat bekerja. Terima kasih telah menjadi rekan yang asyik, QS. Semangat dengan Pramubahasa Magang Humas selanjutnya.

LH, orang ketiga yang saya kenal di Narabahasa setelah IL dan DI, juga banyak mengajarkan saya tentang budaya di Narabahasa. LH juga orang yang sering menyemangati ketika saya bekerja. Dari LH, saya juga banyak belajar tentang memoderatori acara dan mengoordinasi anggota. Terima kasih, LH. Semangat dengan pramubahasa magang angkatan ketujuh, ya.

AW juga banyak memotivasi sekaligus mengajarkan saya tentang dunia jurnalistik. Kami sering bercerita melalui pesan langsung Instagram. Ia sering memotivasi saya untuk mulai menulis di media dan masuk ke organisasi profesi jurnalis. Ia menyampaikannya bukan tanpa alasan, melainkan ia ingin saya menjadi jurnalis yang andal pada masa mendatang. Terima kasih, AW. Semangat menjadi widyaiswara di Narabahasa.

Kemudian, untuk pramubahasa magang angkatan keenam selain saya, yaitu CA, RF, dan BM, terima kasih telah menjadi rekan magang yang asyik. Semangat, CA, untuk skripsimu. Semangat juga, RF dan BM, untuk tetap lanjut di Narabahasa hingga selesai kuliah nanti. Kehangatan dan keakraban kita selama tiga bulan ini sangatlah berkesan bagi saya sekalipun kita belum pernah berjumpa langsung.

Terakhir, untuk seluruh pramubahasa, terima kasih juga telah menjadi rekan yang asyik. Terima kasih atas kehangatannya meskipun status saya di Narabahasa hanya sebagai pramubahasa magang. Sungguh itu akan menjadi pengalaman yang tidak pernah saya lupakan. Terima kasih, Nara. Sampai bertemu lagi. <3

 

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.