Wisata Kuliner Bandung-Ep. 1 Sekoteng Bangkok
Belakangan ini, Bandung diguyur hujan deras sehingga suhu udara pada malam hari menurun drastis. Alhasil, setiap malam saya dan keluarga selalu memasak makanan berkuah untuk menghangatkan badan. Berbagai resep sudah kami coba, mulai dari soto, sup krim, sup sayur, dan yang terakhir adalah mi rebus. Karena bosan dengan resep yang itu-itu saja, malam ini kami memutuskan untuk memesan makanan lewat aplikasi ojek daring. Seperti biasa, perdebatan kecil terjadi karena saya lebih memilih makanan yang gurih, sedangkan adik saya lebih memilih makanan yang manis.
“Pesen sup kaki sapi yang ada di depan SMPN 5 aja, dong. Kayaknya enak dingin-dingin makan sup,” celetuk saya.
Belum sampai satu menit, terdengar sahutan dari kamar sebelah saya. “Enggak mau, ah. Bosen sup terus. Beli yang manis-manis aja, yuk,” balas adik saya.
“Enggak mau, ah. Udah manis dari lahir soalnya. Nanti diabetes,” jawab saya dengan nada jahil.
“Dih, amit-amit, ya, Allah. Ayo pesen yang manis aja, please,” adik saya merajuk.
Sepertinya mama saya mulai sebal mendengar perdebatan yang tidak penting itu. Akhirnya beliau ikut nimbrung, “Ya sudah, kali ini makan yang manis dulu sesuai permintaan Adik. Besok kita makan sup sesuai permintaan Kakak,” Mama berusaha melerai perdebatan kami.“Asyik!” teriak adik saya bersemangat.
Setelah menelusuri daftar makanan pada aplikasi ojek daring, akhirnya pilihan kami jatuh pada Sekoteng Bangkok. Alasannya karena nama jenamanya unik. Ha-ha-ha. Padahal kalau dilihat dari fotonya, sih, sama saja seperti sekoteng pada umumnya. Setelah menunggu kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya sekoteng yang ditunggu datang juga.
Ketika mencoba sekoteng tersebut saya merasa familier dengan rasanya. “Sebentar, kayaknya aku pernah coba sekoteng ini, deh, Dek,” celetuk saya.
“Kapan?” tanya adik saya pendek karena sibuk menikmati sekoteng.
Saya termenung sembari mengingat-ingat kapan terakhir kali saya mencicipi rasa serupa. “Oalah, dulu aku pernah coba waktu di kampus. Ada temen yang ngasih. Sekoteng ini hits banget tau. Dulu tempatnya di Jl. Dipatiukur,” jelas saya.
“Rasanya mirip?” balas adik saya penasaran.
“Iya. Mirip, kok. Masih enak kayak dulu,” jawab saya.
Saya akui sekoteng Bangkok memang enak. Manisnya pas, rasanya beragam (bisa pilih kuah pandan atau kuah jahe), dan harganya juga ramah di kantong. Saat kuliah dulu, teman-teman saya rutin membeli sekoteng apalagi ketika pekan ujian. Saya sempat mencoba satu kali, tetapi setelah itu saya tidak pernah membeli lagi karena tidak begitu doyan makanan manis.
Sayang sekali, saya tidak sempat memotret penampakan sekoteng tersebut. Namun, saya jamin rasanya enak dan sesuai dengan harga yang mereka tawarkan. Satu porsinya dihargai Rp10.000 saja. Apabila Tim Nara dan Kerabat Nara tertarik, silakan mengunjungi Jl Gatot Subroto No 51, Bandung. Saya pastikan Tim Nara dan Kerabat Nara tidak akan menyesal.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.