Belakangan ini, aku sering berinteraksi dengan orang-orang di luar rumah. Alhamdulillah, itu karena PPKM di Semarang sudah turun ke level satu. Namun, itu tidak berarti aku lalai dalam menjaga diri. Aku tetap menerapkan aturan yang selama ini sudah masif digalakkan.

Hampir dua tahun aku berinteraksi secara daring. Ini membuat seluruh kegiatan menjadi jauh lebih efektif. Tidak perlu naik kendaraan untuk sampai ke tempat tujuan Sungguh, aku merasakan dampak baik selama menjalani aktivitas secara daring.

Satu pekan ini, aku sering keluar rumah untuk beraktivitas. Namun, aku tidak lagi merasakan hal ini begitu menyenangkan. Padahal, pada 2016—2019, karena berkuliah, aku jarang sekali tinggal di rumah dan sering bepergian ke sana kemari untuk menuntaskan amanah demi amanah.

Sungguh, saat ini aku merasa tenagaku terkuras. Sesampainya di rumah, aku sudah merasa kelelahan dan pegal di sekujur tubuh. Kadang usia mudaku ini berontak dan seolah otakku mengatakan, “Apa-apaan kamu? Masa sudah jompo duluan?” Mungkin jawabannya karena nyaman. Iya, sepertinya aku sudah nyaman dengan kondisi berdiam diri di dalam rumah dan keluar rumah seperlunya saja.

Kondisi saat ini menuntut diriku untuk bisa beradaptasi lebih cepat. Aku seperti sudah diajak kembali untuk bisa beradaptasi dengan kegiatan di luar. Hal itu mirip seperti lirik lagu Fourtwnty yang berjudul “Zona Nyaman”.

Waktu ke waktu perlahan kurakit egoku
Merangkul orang
orang yang mulai sejiwa denganku
Ke-BM-an membuka jalan mencari teman
Bergeraklah dari zona nyaman

Tidak berarti aku menjelma menjadi sosok introver. Tidak ada kaitannya sama sekali. Selama menjalani kegiatan daring pun, aku masih sering berbicara dengan banyak orang. Jadi, lebih tepatnya aku sadar bahwa waktu bisa jauh lebih efisien jika kegiatan-kegiatan bisa dilakukan secara daring. Lalu, kesempatanku untuk melakukan hobi atau mengeksplorasi hal lain di luar pekerjaan bisa lebih terukur dan teratur. Buktinya, perjalanan pulang dari beraktivitas di luar dan pertemuan dengan kemacetan jalanan sungguh menguras energi saya. Itu terjadi di luar kendali. Akhirnya, hanya aku sendiri yang dapat mengendalikan diri supaya tidak berujung pada sakit, bahkan stres.

Jadi, kesimpulannya, kelelahan fisik yang sering berujung sakit atau stres ini bisa ditanggulangi lewat kegiatan daring, kecuali jika ada kegiatan luring yang dilakukan atas persetujuan, yang memiliki kepentingan untuk berjumpa. Dengan doi, misalnya. ☺

 

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.