Si Posesif
Mungkin kekasihmu itu posesif. Ia meneriakimu kalau kamu pulang subuh hari usai berkumpul dengan temanmu. Ia juga cerewet dengan menjejalimu hal tidak berguna, seperti “Sedang apa? Di mana? Dengan siapa? Mau jemput?” seakan-akan kamu tidak bisa menyibukkan diri dan tidak ada ojek daring di dunia ini. Apakah itu bisa dikatakan cinta? Menurut saya, bisa.
Kita sering berpendapat hal kekanak-kanakan seperti itu adalah perilaku obsesif yang melewati batas-batas privasi. Hidup kita terenggut karena terasa terlalu banyak aturan yang bahkan tidak diciptakan oleh diri kita sendiri. Namun, pada sisi kekasihmu, hal semacam itu disebut kekhawatiran, kerinduan, dan cinta. Saya cukup yakin, kekasihmu hanya tidak tahu caramu ingin dicintai. Saya juga yakin kamu pun tidak cukup tahu cara seperti apa yang membuatmu merasa dicintai. Kekasihmu hanya kehabisan akal. Ia melakukan itu dengan ketidaktahuan. Meski begitu menyebalkan, penting untuk menganggap bahwa itu bentuk kasih sayang. Jika begitu menganggu, apakah tidak sebaiknya sepasang kekasih mengomunikasikan bahasa cinta masing-masing? Temukan titik tengahnya.
Dr. Gary Chapman pada bukunya Five Love Language menyebut seseorang akan dapat dicintai dengan baik jika memahami bahasa cinta yang dia inginkan. Ia merangkumnya menjadi 5, yakni kata-kata afirmasi (words of affirmation), waktu yang berkualitas (quality time), penerimaan hadiah (receiving gift), pelayanan yang baik (acts of service), dan sentuhan fisik (physical touch). Pernah satu waktu, konsep ini jadi pedoman percintaan muda mudi untuk memperbaiki laju kisah cinta mereka. Kebanyakan berhasil. Rumusnya, kalau kamu pandai berkata-kata, carilah pasangan yang merasa dicintai karena afirmasi dan pujian. Kalau kamu senang dengan sentuhan fisik, carilah pasangan yang tidak risih mengekspresikan cintanya di depan umum. Dengan begitu, pasangan dapat terpilih dan hubungan pun terawat dengan baik. Hubunganmu akan makin masuk akal dan dilalui dengan penuh kasih sayang.
Meski terkesan menyempitkan rasa cinta yang abstrak, konsep ini mampu meminimalisasi pertengkaran yang tidak perlu. Kasih sayang tersampaikan dengan baik dan kita menerimanya dengan suka cita. Tanpa bermaksud buruk, kita memang egois karena selalu ingin mencintai dan dicintai dengan cara kita. Dan, itu tidak apa-apa. Coba, kalau kamu, bagaimana cara bilang sayang kepada saya?
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.