Berkunjung ke Rumah Nenek
Ketika menulis swalatih ini, saya sudah berada di rumah Nenek selama sebelas hari. Senang sekali rasanya karena sudah lama saya tidak berkunjung ke sana. Awalnya, saya tidak ada rencana sama sekali untuk berkunjung ke rumah Nenek di tengah-tengah pekerjaan dan tugas kuliah yang menumpuk. Namun, saya merasa sangat jenuh berada di rumah dan butuh suasana baru untuk bekerja. Maklum, keluarga saya memberlakukan aturan protokol kesehatan yang sangat ketat. Saya belum diizinkan untuk kumpul-kumpul di luar rumah layaknya teman-teman saya yang lain. Alhasil, rumah Nenek menjadi pelarian saya.
Saya terakhir kali berkunjung ke rumah Nenek pada Mei 2021. Saat itu, jumlah kasus orang yang terinfeksi Covid-19 belum melonjak drastis. Pada Juli 2021, bertepatan dengan varian Delta masuk ke Indonesia, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 langsung meningkat. Orang tua melarang saya berkunjung ke sana karena khawatir akan menulari atau bahkan tertular virus.
Suasana rumah itu masih sama seperti dahulu: hangat dan nyaman. Ketika melangkah masuk, saya langsung disambut dengan kucing peliharaan sepupu saya. Saya mengelus kepalanya sebentar sebelum masuk ke dalam rumah dan membereskan barang bawaan saya. Hari pertama di sana saya habiskan dengan membereskan kamar dan mengatur tata letak meja belajar agar nyaman digunakan ketika bekerja. Setelah itu, saya lanjut membantu Nenek memasak. Menu masakan hari itu adalah ayam goreng penyet. Saya mendapat tugas membuat sambal ulek. Menyenangkan sekali rasanya membuat sambal menggunakan cobek dan mutu meskipun teksturnya tidak bisa sehalus sambal hasil blender.
Setelah memasak, saya makan bersama keluarga. Kami membicarakan banyak hal. Dalam kurun waktu enam bulan ternyata banyak kejadian lucu dan unik yang terjadi. Beberapa kali kami tertawa lepas karena berbagai cerita yang lucu sekali.
Selepas makan bersama, saya dan sepupu bermain bersama kucing peliharaannya yang bernama Abu. Sesuai namanya, bulu Abu memang berwarna abu-abu. Abu merupakan kucing kampung yang sering sekali datang meminta makanan sampai akhirnya dia melahirkan di halaman rumah Nenek. Akhirnya, kami memutuskan untuk merawat Abu dan anak-anaknya.
Kurang lebih itu kegiatan yang saya lakukan ketika hari pertama berada di rumah Nenek. Selama berada di sana, setiap hari pasti ada saja cerita baru. Sayangnya, saya tidak mungkin menuangkan seluruhnya di sini. Semoga saya bisa menceritakannya pada kesempatan lain.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.