Banyak orang tidak menyadari bahwa ketika mendesain perusahaan atau usaha, mereka tidak berpikir untuk waktu lima tahun ke depan. Biasanya, mereka hanya asal jalani dahulu; asal ada. Mereka juga tidak mempersiapkan diri untuk menerima kenyataan-kenyataan yang pahit. Itu karena salah satu pemicu kita dalam membangun perusahaan ialah kepercayaan diri dalam diri kita yang mengatakan dalam otak kita bahwa kita pasti bisa.

Titel di kartu nama sebagai “CEO” atau founder/co-founder membuat kita percaya diri. Ini membuat kita kadang-kadang bisa tidak mendengar apa kata orang lain. Kegagalan seseorang biasanya karena menyerah, karena tidak adanya komitmen. Kita tidak mau berkomitmen untuk hidup susah selama lima tahun. Kita berpikir bahwa ketika membuat perusahaan rintisan teknologi, kita akan menjadi seperti Mark Zuckerberg atau Elon Musk. Akan tetapi, dalam kenyataannya, hanya satu dari satu miliar manusia di muka bumi yang bisa berhasil seperti Mark Zuckerberg atau Elon Musk.

Hal yang harus kita latih dalam diri kita adalah kesabaran dan ketekunan. Kita juga harus sering saling mengembangkan diri dan mengoreksi apa yang salah sehingga kita lebih baik dan benar pada waktu yang akan datang.

Mengapa ketika membuat perusahaan, pada tahun pertama kita bahagia dan beruntung, sedangkan pada tahun kedua kita rasanya ingin berhenti? Hal itu biasanya terjadi karena kesulitan dalam permodalan, khususnya arus kas, karena kurangnya perencanaan dari awal berapa banyak modal yang dibutuhkan. Tahun ketiga lebih susah lagi. Kita akan sering berkelahi dengan rekan kita karena kita sudah coba sekuat tenaga, bahkan dalam sehari kita bekerja 24 jam, ditambah juga dengan stres dan arus kas yang berantakan, tetapi kita tidak kunjung berhasil. Akhirnya terjadi saling menyalahkan antarrekan kerja.

Maka dari itu, kita membutuhkan kesabaran, kedewasaan, dan kesadaran bahwa pada tahun ketiga akan terjadi kepanikan. Ketika kita mampu melewati tahun ketiga, tim akan lebih kompak. Tim juga akan mulai sadar bahwa kelebihan dan kelemahan rekan kerja sudah bisa kita sesuaikan. Bahasa tubuhnya sudah sama. Pada tahun keempat, barulah kita akan merasakan kesuksesan. Pada tahun kelima pun, kita tinggal lepas landas.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.