“Rasa itu tak ditemukan, tapi ditumbuhkan. Dan sekarang aku masuk ke zona rasa yang tak pernah mau kusentuh 😀
Tapi, menarik juga.”
[6 Juli 2020; 12.46]

Ini adalah sepenggal obrolan saya dengan IL pada siang itu. Obrolan ini terjadi ketika saya sedang bergumul dengan masalah pajak dan keuangan. Hei! Sejak kapan saya mau mengurusi dua hal itu? Hal itu tidak pernah ada dalam pikiran, malah sangat jauh dari angan-angan.

Saya adalah seorang pemasar yang hobi bertemu dengan orang lain dan berdiskusi tentang hal apa saja. Saya selalu terkesima melihat orang-orang yang mau secara telaten mencatat, membuat seimbang angka-angka pemasukan dan pengeluaran di layar laptop mereka, dan membuat laporan pajak. Argh! Itu adalah hal yang membosankan. Lalu, sekarang kedua hal ini masuk dalam zona pekerjaan harian saya.

Pada saat menerima tantangan ini, saya hadapi semua dengan semangat 45. Ketika di tengah jalan, saya mulai menemui kerikil-kerikil yang membuat perjalanan saya menjadi tidak mulus. Saya mulai mengulik dan mencari tahu satu per satu hal yang saya kerjakan: membuat buku kas besar, laporan keuangan, laporan laba rugi, neraca, dan pajak. Dalam hati, saya tertawa (sedikit miris), apa yang saya lakukan? Lalu, apakah saya berhenti? Tidak, saya jalan terus sampai akhirnya saya bertemu dengan titik ketika saya berpikir ini harus selesai. Kalau ditunda, bukan kerikil lagi yang akan saya temui, melainkan batu besar yang bisa menghalangi gerak saya dan juga gerak perusahaan. Ketika terus dijalani walaupun berat, kian lama beban itu hilang dan akhirnya saya menikmati peran ini.

Di sini saya menemukan bahwa renjana itu adalah sesuatu hal yang ditumbuhkan, bukan dikejar-kejar untuk ditemukan. Ini merupakan catatan kecil dari perjalanan singkat saya ketika saya masuk ke zona tidak nyaman itu. Saya bagikan dengan harapan bisa menjadi pencerahan di tengah gelap yang mungkin sedang dihadapi.

Tetapkan Tujuan yang Jelas

“Begin with the end in mind.” Kalimat Franklin Covey ini memberikan efek magis untuk diri saya. Sangat penting untuk dihadirkan di awal, apa tujuan kita mau melakukan hal tersebut. Tanpa ini, apa yang akan dilakukan akan menjadi tidak maksimal. Saya tidak mengatakan “sia-sia” karena pasti ada yang dihasilkan. Namun, apakah hasil itu akan mempunyai dampak maksimal? Itu yang harus dipertanyakan.

Buat Daftar Prioritas

Setelah kita tahu apa yang menjadi tujuan akhir, pasti akan banyak hal-hal yang mengganggu di tengah perjalanan kita dalam mencapai tujuan. Maka, buatlah daftar kerja prioritas karena hal ini akan membuat kita tetap fokus dan tetap berjalan di rel yang semestinya.

Kolaborasi dan Resonansi dengan Tim

Kolaborasi tim adalah percepatan menuju tujuan. Sesuatu hal yang dikerjakan bersama pasti akan cepat selesai. Selain percepatan penyelesaian, kolaborasi tim juga berfungsi sebagai api semangat agar tujuan tidak kabur di tengah perjalanan. Menjalankan rutinitas pasti melelahkan dan tim adalah mesin penggebah semangat dan penjaga resonansi agar tetap seirama sampai akhir.

Pernah Melakukan Kesalahan? Berbahagialah!

Jadikan kesalahan sebagai tolakan untuk maju. Hal pertama yang harus dilakukan adalah akui kesalahan. Selanjutnya, proaktif untuk mencari tahu apa yang membuat langkah menjadi salah dan, yang terpenting, perbaikilah kesalahan. Kesalahan membuat kita jadi belajar. Kalau kita ingat lagi teori Deming, hidup itu tidak jauh dari PDCA, bukan?

Direvisi oleh Mels pada tengah malam buta di Tangerang Selatan, 14 Oktober 2020.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.