“Kepercayaan diperoleh bukan dengan banyaknya perkataan, melainkan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan”

Judul ini merupakan kutipan terakhir tulisan rekan saya Dessy Irawan. Cukup lama saya termenung dan saya menyadari memang hanya itu yang dimiliki manusia pada saat ini. Saya pribadi tidak pernah berpikir akan merasakan tahap kehidupan ketika manusia tidak bisa secara aktif berinteraksi sosial. Dari biasanya jadwal keseharian kita bertemu dengan orang, berbicara, dan berdiskusi secara terbuka, tiba-tiba kita harus hidup dalam sekat-sekat virtual yang menjemukan.

Dalam kondisi ini, rasa percaya adalah hal pertama yang harus ditumbuhkan. Tanpa ini, ayal kita akan meraih kesuksesan bersama. Kita harus percaya bahwa setiap orang dalam lingkaran akan bergerak seirama untuk pencapaian tujuan bersama. Sebaliknya, rekan yang kita percaya juga harus secara nyata melakukan hal yang sama.

Kepecayaan memang tidak tumbuh begitu saja. Tentu ada proses-proses panjang yang harus dilewati. Walaupun rasa percaya itu belum kuat terpatri, kita bisa mulai mengubah cara kita memandang rekan kita untuk menumbuhkan rasa percaya itu. Kita harus percaya bahwa rekan kita bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Biarlah rekan kita membuktikan kualitas dirinya dari hal-hal yang kecil. Kemudian, berikan apresiasi secara berkala untuk setiap pencapaiannya.

Setelah rasa percaya itu mulai tumbuh, berkomunikasilah secara jujur terhadap apa yang kita rasakan. Interaksi virtual tidak bisa disamakan dengan pertemuan tatap muka. Banyak hal-hal tersirat yang tidak bisa ditangkap. Empat keterampilan berbahasa harus diasah tajam dalam hal ini, mulai dari berbicara, membaca, mendengarkan, sampai menyimak. Kita harus sensitif dengan keadaan di sekitar kita. Hubungan antar manusia adalah hubungan yang kompleks. Salah persepsi akan membuat semuanya runyam. Rasa percaya yang secara sulit kita bangun akan hancur dalam sekejap mata.

Padamu aku percaya!

Mari bersama-sama kita saling menumbuhkan rasa itu. Walaupun kita belum mengenal dengan baik, kita tidak akan saling menghianati rasa ini.

Padamu aku percaya!

Apa pun tugas yang kau emban, itu akan menjadi baktimu terhadap lingkungan sekitarmu, bakti yang akan kau jalani dengan sepenuh hati, dengan hasil yang melampaui imajimu.

Padamu aku percaya!

Walaupun kita tidak memulai dari garis start yang sama, kita akan sampai pada garis finis yang sama; garis tempat kita akan merasakan kesuksesan yang kita bangun dari rasa percaya. Kemudian, semua ini akan menghasilkan rasa yang manis.

Melanie Koernia,
Tangerang Selatan, 29 Oktober 2020

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.