MeJiKuHiBiNiU
Terakhir, terakhir, dan terakhir. Iya, ini adalah tulisan swalatih terakhir saya. Saya tidak menyangka bahwa tiga bulan akan berjalan secepat membolak-balikkan selembar kertas HVS. Tiga bulan adalah waktu periode magang saya, sejak hari pertama hingga esok ketika lepas sambut—hari yang mungkin akan membuat saya sedih. Hal itu karena saya tidak akan bertatap muka secara virtual lagi dengan kedua puluh tiga sosok yang sudah berjalan bersama sejak Januari lalu. Ah, sepertinya merefleksi tiga bulan itu justru akan membuat saya sedih. Ketika saya tik kalimat ini, saya masih kebingungan—seperti biasa—tentang apa yang mesti saya tulis dalam swalatih.
Ide pun muncul ketika saya berselancar di Trello dan melihat unggahan Mbak Cenna yang mengulik tentang Narabahasa. Ide liar yang muncul secara tiba-tiba pun saya tuang dalam tulisan ini. Kali ini, saya tidak akan membahas mengenai masalah perbucinan. Saya akan membahas mengenai sebuah benda langit yang, kalau menurut lagu anak-anak, diciptakan oleh Tuhan. Iya, pelangi.
Pelangi merupakan sebuah benda langit yang muncul setelah hujan reda. Pelangi terdiri atas tujuh warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Jika tidak memiliki warna lengkap, pelangi itu bukanlah sebuah pelangi. Setiap warna pelangi memiliki perannya masing-masing. Apabila warna-warna tersebut dipadukan menjadi sebuah kesatuan yang utuh, pelangi akan tampak indah dan sempurna.
Konsep peran warna pelangi pun dapat diterapkan di Narabahasa. Tujuh buah warna pelangi (disingkat mejikuhibiniu) dapat dianalogikan sebagai tujuh divisi Narabahasa. Seperti warna pelangi, masing-masing divisi di Narabahasa memiliki peran yang krusial. Misalnya, Divisi Produk. Seperti yang diucapkan berulang kali oleh Mbak DI dan Bapak, Produk merupakan “perancang menu” Narabahasa. Jika tidak memiliki Divisi Produk, Narabahasa tidak akan memiliki “perancang menu”.
Sebenarnya Narabahasa dan pelangi itu mirip. Pelangi tidak akan muncul apabila salah satu warna tidak ada. Sama halnya dengan Narabahasa. Apabila salah satu divisi di Narabahasa “hilang”, proses kerja Narabahasa tidak akan sempurna. Oleh karena itu, seperti pelangi dan unsur mejikuhibiniunya, Narabahasa tidak akan menjadi suatu kesatuan yang utuh tanpa divisi-divisinya.
Dari AR untuk Narabahasa.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 1
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.