Perpisahan merupakan hal yang menyedihkan. Bulan ini mungkin adalah bulan perpisahan yang menyakitkan. Oleh karena itu, saya akan menulis tentang pertemuan yang menyenangkan, menegangkan, atau mungkin memalukan.

Pertemuan saya dengan Narabahasa diawali secara tidak sengaja. Saat itu saya sedang menjelajah media sosial dan menemukan salah satu unggahan Narabahasa tentang kesalahan susunan kata. Penemuan unggahan itu terasa seperti takdir karena pekan itu saya baru saja dikritik habis-habisan oleh dosen pembimbing. Beliau mengkritik kemampuan menulis saya. Saat itu, saya amat sangat benar-benar sungguh tidak peduli dengan bahasa Indonesia. Selama bersekolah, semua pencapaian dalam hidup saya memiliki korelasi dengan bahasa asing. Hal itu membuat saya berpikir bahwa untuk apa saya belajar bahasa Indonesia? Toh, yang memberikan saya piala dan gelar adalah bahasa asing. Pemikiran tersebut berlanjut hingga akhirnya kritik dan coretan bertebaran pada tiap halaman skripsi saya. Lelah. Akhirnya saya sesekali melihat akun unggahan Nara sambil mengingat konten yang mungkin bermanfaat untuk penulisan skripsi saya.

Satu bulan setelah itu, setelah berbulan-bulan mencari, saya belum juga menemukan perusahaan yang mau menerima saya untuk bermagang. Karena lelah akan penolakan, saya memilih untuk berhenti mencari peluang magang dan berfokus dalam mengerjakan skripsi. Suatu hari, saya melihat unggahan penerimaan pramubahasa magang angkatan ketiga di Instagram. Unggahan tersebut sangatlah berbeda dari yang lain. Perusahaan lain selalu menempatkan deskripsi pekerjaan dan kualifikasi pendaftar di halaman awal, tetapi Narabahasa memulai unggahan penerimaannya dengan ujian bahasa Indonesia. Di titik itu, saya sudah memutuskan untuk tidak mendaftarkan diri, tetapi, beberapa hari kemudian, saya kembali menemukan unggahan tersebut di kanal Twitter. Akhirnya, saya mendaftarkan diri tanpa menaruh harapan besar akan diterima.

Beberapa hari kemudian, saya menerima surel dari Narabahasa yang menyatakan bahwa saya diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya, bahkan hingga ke proses wawancara. Sama seperti sebelumnya, harapan saya tidak terlalu besar. Penolakan yang saya terima terlalu banyak sehingga saya takut berharap. Tanggal 29 Desember adalah waktu ketika saya dijadwalkan untuk wawancara. Saya bersiap seperti biasa sambil mencari kemeja mana yang terlihat lebih pantas. Pada hari itu, untuk pertama kalinya saya bertemu secara virtual dengan Mbak Lanie, Pak Ivan, dan Mas Alvien. Saat itu yang saya tahu hanya Pak Ivan karena kakak tingkat saya yang sangat mengagumi Bapak. Wawancara pun berlangsung dengan rasa tegang, takut, dan harap-harap cemas yang semuanya tercampur hingga akhirnya wawancara selesai. Saat itu saya tidak terlalu ingat bagaimana proses wawancara berlangsung. Yang saya ingat hanya saat saya menatap kosong tembok kamar saya setelah wawancara berakhir.

Pada 31 Desember, saya menerima telepon di pagi hari dari Mbak Listi. Perasaan saya campur aduk karena saya pikir saya tidak diterima. Setelah beberapa saat, saya diberi tahu bahwa saya diterima. Saya bukan orang yang ekspresif sehingga saat itu saya hanya mengucapkan terima kasih dan mendengarkan penjelasan tentang ketentuan magang.

Setelah pengumuman itu, tanggal 4 Januari 2021 merupakan saat pertemuan pertama saya dengan seluruh pramubahasa. Saat itu semuanya terlihat akrab antara satu dengan yang lain. Pada akhir acara, Pak Ivan menjelaskan profil perusahaan dan memberi tes kecil-kecilan. Suasana seketika berubah menjadi serius. Pada awalnya, saya heran dengan perubahaan suasana yang sangat drastis. Setelah tiga bulan, saya paham bahwa seperti itulah Narabahasa yang tahu kapan harus serius dan kapan harus santai. Pada hari itu juga saya baru mengenal mentor atau atasan saya, yaitu Mas Alvien. Saat wawancara, Mas Alvien hadir dan menanyakan beberapa hal, tetapi saya terlalu tegang untuk mengingat apa-apa. Pada pertemuan itu, Mas Alvien menggunakan latar Zoom Krusty Krab. Pilihan yang unik.

Lepas Sambut Pramubahasa merupakan awal dari pertemuan lain dengan semua pramubahasa. Semua pertemuan memiliki kesan yang berbeda. Satu hal yang sama adalah rasa senang saya ketika bertemu semua orang di Narabahasa. Pertemuan selalu dibarengi dengan perpisahan, tetapi ketimbang memikirkan perpisahan yang menyedihkan, saya memilih untuk selalu mengingat pertemuan saya dengan Nara.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.