Bayangkan ketika kita dalam perjalanan menuju suatu tempat dan tiba-tiba salah satu anggota tim yang ada di dalam “mobil” atau dalam kendaraan itu sakit. Sebagai pemimpin,kita harus berpikir apakah orang itu dibawa ke rumah sakit atau diberi obat saja. Kita juga perlu memikirkan apakah kita teruskan, batalkan, atau ubah arah perjalanan itu. Itu sama halnya dengan menghadapi krisis.

Yang pertama harus kita lakukan adalah mendefinisikan prioritas. Lalu, bagaimana caranya mendefinisikan prioritas? Kita harus tahu apa gol kita yang baru karena gol sebelumnya yang kita buat mungkin sudah tidak relevan pada zaman krisis.

Setelah itu, identifikasikan dan komunikasikan tiga sampai dengan lima hal yang paling penting untuk mencapai gol tersebut. Sebarkan kepada semua orang bahwa sebuah tim harus memiliki satu visi dan satu misi untuk mencapai gol yang baru tersebut.

Hal berikutnya adalah bagaimana kita bisa membuat suatu langkah yang cerdas. Kita harus bisa membedakan antara yang genting dengan yang penting. Hal genting bersifat mendesak, sedangkan hal penting merupakan prioritas teratas. Kita harus bisa mendahulukan yang genting dan penting agar gol kita tercapai.

Selanjutnya, tunjuk pembuat kebijakan. Ketika kita sedang menggarap suatu proyek, kita harus memberi tahu orang itu tentang peran pentingnya. Semua anggota tim pun harus tahu bahwa orang tersebut adalah orang yang akan bertanggung jawab.

Hal penting selanjutnya adalah kita harus bisa merangkul, bukan menghukum, tim kita dalam hal krisis ini. Jangan hukum orang yang membuat kesalahan karena ketika kita bergerak secara serentak, kita dapat melakukan kesalahan. Jangan mematahkan semangat anggota tim dengan mengomeli mereka ketika berbuat salah. Kita harus lebih merangkul tindakan dan sikap proaktif mereka, yang lebih bagus dibandingkan hanya berdiam diri.

Terakhir, kita harus bisa melihat data baru yang muncul di permukaan dalam situasi krisis serta mengadopsi data dan arah kebijakan yang baru. Ketika kita sudah merencanakan sesuatu pun, rencana tersebut kadang harus kita ubah. Tidak ada masalah untuk melakukan manuver pada situasi seperti ini karena kalau tidak bisa beradaptasi, kita sebagai manusia yang menjalankan suatu bisnis akan punah.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.