Boneka Barbie hingga Puteri Indonesia: Standar Kecantikan Perempuan Indonesia

 

Barbie merupakan nama yang cukup familier di kalangan perempuan dunia. Barbie adalah boneka asal Amerika yang diluncurkan pertama kali di New York pada 9 Maret 1959.[1] Saat debutnya, Barbie memiliki badan yang ramping, kaki yang jenjang, rambut pirang yang lurus dengan poni sedikit keriting, dan kulit yang putih dengan riasan menor di wajahnya.

Dari tahun ke tahun, Barbie terus mengalami perubahan dari segi riasan, bentuk rambut, hingga model pakaian yang dikenakan. Pada 1964, Barbie memiliki rambut yang lurus sempurna dengan riasan wajah yang tidak terlalu menor. Perubahan riasan Barbie terus berkembang hingga menjadi cantik menjurus sempurna dengan postur tubuh yang tinggi dan langsing. Pada kehidupan nyata, kecantikan yang hampir sempurna juga dapat dilihat pada perempuan peserta kontes kecantikan.

Salah satu kontes kecantikan yang cukup terkenal di Indonesia ialah Puteri Indonesia. Puteri Indonesia adalah kontes kecantikan pertama di Indonesia yang ditayangkan perdana di televisi pada 1992.[2] Kontes kecantikan yang digagas oleh pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, ini berhasil mencuri perhatian publik. Perempuan Indonesia yang sesuai kualifikasi ramai mengikuti audisi tersebut. Namun, hanya 39 perempuan dari 34 provinsi saja yang terpilih mewakili provinsinya masing-masing untuk mengikuti karantina dan malam grand final pemilihan Puteri Indonesia.

Kontestasi yang terjadi antarperempuan terpilih membuat masyarakat Indonesia berlomba dalam menilai siapa yang terpantas memakai mahkota Puteri Indonesia. Lalu, satu orang yang terpilih dari puluhan kontestan dijadikan sebagai standar kecantikan perempuan di Indonesia. Pada akhirnya, standar kecantikan perempuan Indonesia hanya sebatas fisik dengan kulit putih, rambut lurus, postur tubuh tinggi, dan langsing saja. Hal tersebut menjadikan para perempuan seperti melupakan kemajemukan yang terjadi di masyarakat Indonesia.

Indonesia tidak hanya ditinggali oleh perempuan berkulit putih saja. Contohnya saja masyarakat Papua. Masyarakat Papua didominasi oleh orang-orang berkulit hitam dan berambut ikal. Stereotip bahwa perempuan cantik haruslah yang berkulit putih, tinggi, dan langsing tentunya mendiskreditkan perempuan yang memiliki ciri fisik sebaliknya. Hal ini menjadi bibit insecurity di kalangan perempuan. Bahkan, pada 2013, isu ilustrasi boneka Barbie yang memiliki postur gemuk menuai kontroversi.[3] Para warganet yang berkomentar sepakat bahwa boneka Barbie dengan postur gemuk dinilai tidak normal. Diskriminasi yang menimpa perempuan berpostur tidak langsing dan berkulit tidak putih haruslah disudahi karena kecantikan yang terpancar pada perempuan tidak dapat dinilai dari ciri fisiknya saja.

Oleh karena itu, standar kecantikan yang melekat pada para perempuan, khususnya di Indonesia, kini haruslah berubah. Boneka Barbie hingga kontes Puteri Indonesia tidak menjadi representasi kecantikan yang universal. Standar kecantikan tidak perlu lagi digeneralisasi karena setiap orang memiliki perspektifnya masing-masing mengenai kecantikan. Artinya, masyarakat Indonesia harus lebih terbuka terhadap pluralitas kecantikan perempuan Indonesia.

 

Referensi:

Fergi Nadira, “Sejarah Hari Ini: Debut Perdana Boneka Barbie,” Republika, dimodifikasi 9 Maret 2021, https://www.republika.co.id/berita/qpog31382/sejarah-hari-ini-debut-perdana-boneka-barbie.

Mansyur Faqih, “Boneka Barbie akan Tampil Lebih Gemuk?,” Detik, dimodifikasi 24 Desember 2013, https://www.republika.co.id/berita/myik39/boneka-barbie-akan-tampil-lebih-gemuk.

Patresia Kirnandita, “Puteri Indonesia dan Kisah-Kisah di Balik Kontes Kecantikan,” Tirto, dimodifikasi 11 Maret 2018, https://tirto.id/puteri-indonesia-dan-kisah-kisah-di-balik-kontes-kecantikan-cFXh.

 

 

Penulis: Pudilla

Penyunting: Dessy Irawan

 

[1] Fergi Nadira, “Sejarah Hari Ini: Debut Perdana Boneka Barbie,” Republika, dimodifikasi 9 Maret 2021, https://www.republika.co.id/berita/qpog31382/sejarah-hari-ini-debut-perdana-boneka-barbie.

[2] Patresia Kirnandita, “Puteri Indonesia dan Kisah-Kisah di Balik Kontes Kecantikan,” Tirto, dimodifikasi 11 Maret 2018, https://tirto.id/puteri-indonesia-dan-kisah-kisah-di-balik-kontes-kecantikan-cFXh.

[3] Mansyur Faqih, “Boneka Barbie akan Tampil Lebih Gemuk?,” Detik, dimodifikasi 24 Desember 2013, https://www.republika.co.id/berita/myik39/boneka-barbie-akan-tampil-lebih-gemuk.

 

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 1

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.