Musik di Medan
Sampai saat ini saya tidak tahu alasan yang pasti mengapa para pegiat musik indi di Kota Medan selalu saja disuruh untuk berhijrah ke Jakarta. Yang saya tahu, kata orang-orang, Medan adalah kota pekerja kantoran, bukan kota para seniman. Di sini peminat terhadap jagoan lokalnya pun tak cukup banyak. Antusiasmenya tak sebesar di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta–tiga kotayang pergerakan musik lokalnya sangat dibantu oleh masyarakat.
Berdasarkan amatan saya sebagai salah satu pegiat musik di Medan, ucapan itu benar adanya. Sebabnya, baik solois maupun grup musik yang hanya bermain di Medan selalu saja mentok di kotanya sendiri, termasuk grup musik saya. Alih-alih ingin sukses dari Medan, mereka malah diwajibkan untuk hijrah ke ibu kota Indonesia.
Awal 2021 lalu, saya sempat berdiskusi dengan salah satu personel grup musik ternama di Medan. Mereka jebolan ajang festival nasional pada era 2007-an. Kami berdiskusi perihal kondisi skena musik di Medan saat ini. Saya pun selalu bertanya, “Bang, kenapa musisi di Medan ini harus hijrah ke Jakarta? Enggak bisa, ya, dikenal orang banyak dari Medan saja?”
Setelah berdiskusi cukup lama, hasilnya menunjukkan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi wadah yang menampung pergerakan musik lokal di Medan. Akibatnya, para pegiat musik di sini harus berdiri sendiri, mulai dari produksi hingga promosi. Selain itu, “kehausan” orang Medan untuk mendengarkan produk lokalnya pun sangatlah kurang. Padahal, jika mereka antusias, pegiat musik di sini pasti sangat terbantu dari segi eksposur.
Apabila ditelaah lebih dalam lagi, saya merasa kondisi kami di sini kian memprihatinkan. Bukan tidak optimistis, tetapi saya ingin bersikap realistis. Bagaimana tidak? Kami memang tidak bisa terus-terusan di sini. Kami harus ke luar Medan kalau ingin dikenal lebih luas. Ditambah lagi, saat ini sudah ada beberapa nama yang membuktikan itu: Pijar, Oslo Ibrahim, Virzha, Yakop Ferdinand, Basboi, dan Romantic Echoes.
Kendati demikian, saya merasa tiap musisi di sini tidak bisa asal hijrah ke luar Medan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya ialah koneksi. Jika tak ada, itu sama saja dengan memulai kembali dari nol.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 1
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.