Dalam perjalanan hidupnya, manusia mengalami perubahan dari dependen menjadi independen dan, akhirnya, interdependen. Pada awalnya, bayi dan anak-anak bergantung pada orang lain (dependen). Seiring dengan peningkatan kedewasaan, manusia secara bertahap akan memasuki tahap remaja dan dewasa yang dapat mengurus diri sendiri (independen). Akhirnya, manusia menyadari bahwa ia tidak dapat benar-benar lepas dari orang lain, tetapi harus saling bergantung (interdependen).

Perubahan dari dependen, independen, hingga interdependen itu disebut sebagai kontinum maturitas (maturity continuum) oleh Steven Covey dalam bukunya The Seven Habits of Highly Effective People: Powerful Lessons in Personal Change (1989). Ia memakai kontinum maturitas itu untuk menggambarkan gagasannya mengenai tujuh kebiasaan untuk mencapai efektivitas manusia. Ketujuh kebiasaan itu ialah (1) bersikap proaktif, (2) menentukan tujuan, (3) mendahulukan prioritas, (4) berpikir menang-menang, (5) mengerti sebelum dimengerti, (6) bersinergi, dan (7) mengasah gergaji.

Kontinum maturitas itu pun dapat kita lihat dalam dunia kerja. Ketika baru terjun ke dunia kerja, kita akan bergantung kepada atasan atau rekan kerja. Pelan-pelan, kita mulai menguasai pekerjaan dan dapat bekerja secara mandiri. Karena itu, kita mungkin merasa sangat piawai dalam pekerjaan, tetapi akhirnya kita menyadari bahwa kita tidak dapat bekerja sendiri dan perlu orang lain untuk menyelesaikan tugas kita.

Tahap dependen adalah paradigma kamu. Ini adalah fase belajar ketika kita memerlukan orang lain untuk mengajarkan kita melaksanakan tugas. Kita tidak bisa bekerja tanpa bimbingan atau bantuan orang lain. Kita perlu orang lain untuk mencapai apa yang kita inginkan. Kita bahkan kadang menyalahkan orang lain ketika gagal.

Tahap independen adalah paradigma aku. Ini adalah fase meraja ketika kita merasa menguasai semua keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan tugas. Kita dapat berpikir dan bekerja sendiri. Kita tidak memerlukan orang lain karena kita adalah yang paling ahli dalam bidang kita. Kita memberontak terhadap dependensi.

Tahap interdependen adalah paradigma kita. Ini adalah fase bekerja sama ketika kita akhirnya menyadari bahwa kerja orang lain melengkapi kerja kita. Kita tetap dapat bekerja secara mandiri, tetapi juga bergantung kepada orang lain. Kita memerlukan komunikasi dan toleransi untuk mencapai keseimbangan.

Kita dapat bertahan pada tingkat pertama sebagai orang dependen yang selalu bergantung kepada orang lain dalam pekerjaan, tetapi itu tidak akan membuat kita berkembang. Sebaliknya, kita juga dapat mempertahankan independensi kita, mungkin karena ego atau karena ketidakpercayaan kepada orang lain, tetapi itu pun akan menciptakan tingkat stres yang tinggi. Pada akhirnya, kita perlu saling bergantung dalam bekerja. Wujudkan kita, bukan hanya kamu atau aku.

Sambil lalu, prinsip interdependen itu pun bagus untuk diterapkan dalam hubungan asmara, lo.

Penulis: Ivan Lanin

Referensi bukunya Steven Covey

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 4.8 / 5. Jumlah rating: 4

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.