8 Mei 2021 lalu saya mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19. Untuk registrasinya, saya hanya perlu melampirkan KTP dan nomor ponsel. Namun, sebenarnya belum jelas mengenai kapan vaksinasi tersebut akan dilaksanakan. Saya baru mendapat undangan resmi terkait vaksinasi persis pada hari pelaksanaannya pukul 10 pagi. Pada undangan tersebut, disampaikan bahwa saya terundang untuk melakukan vaksinasi Covid-19 di ITC Mangga Dua pada pukul 14.00 WIB. Kemudian, saya langsung bergegas menuju ITC Mangga Dua pada pukul 11.00 WIB dalam keadaan berpuasa. Sebagai seseorang dengan tekanan darah yang cenderung rendah, saya khawatir apabila saya harus membatalkan puasa untuk menaikkan tekanan darah saya, atau, lebih parahnya lagi, vaksinasi saya diundur atau dibatalkan. Saya sama sekali tidak mengkhawatirkan efek samping dari vaksin yang akan diberikan kepada saya. 

Setelah melewati perjalanan yang sangat panjang dari Tangerang Selatan ke ITC Mangga Dua, saya akhirnya sampai pada pukul 13.30 WIB. Untuk tahapan pertama, saya hanya perlu menunjukkan kepada petugas di lobi terkait undangan vaksinasi yang sebelumnya telah dikirimkan melalui WhatsApp. Setelah itu, saya diberikan nomor antre yang kemudian harus dikembalikan setelah selesainya vaksinasi. Terdapat jalur khusus untuk calon penerima vaksin yang sepenuhnya dipandu oleh satpam. Setelah sampai di ruangan vaksinasi, saya diharuskan untuk mengisi formulir. Formulir tersebut berisi seputar biodata, surat pernyataan bersedia divaksinasi, dan riwayat penyakit serta pengobatan yang sedang dilakukan (jika ada). Setelah mengisi formulir, saya mengantre untuk proses selanjutnya yaitu skrining.

Saya sempat berburuk sangka ketika saya masih mengisi formulir vaksinasi. Teman saya sempat bertanya tentang estimasi waktu dari awal hingga akhir vaksinasi. Saya langsung menjawab, “Masih lama ini, mah.” Mengingat proses vaksinasi Ayah saya, yang lebih dulu divaksinasi, memakan waktu yang sangat lama.

Ternyata, waktu tunggu saya untuk menuju ke proses skrining tidak mencapai 3 menit pun. Pada proses skrining, petugas langsung menyapa saya dengan penuh bersemangat dan meminta izin untuk memeriksa tekanan darah saya. Petugas skrining tersebut langsung bertanya, “Kamu takut, ya? Kerasa banget, nih, deg-degannya.” Alih-alih takut dengan vaksin dan suntikan, saya sebenar-benarnya hanya takut akan hasil tekanan darah saya. Setelah tekanan darah saya diperiksa, petugas memberi tahu bahwa tekanan darah saya memang terbilang rendah. Akan tetapi, yang memutuskan bahwa saya diperbolehkan untuk vaksinasi adalah petugas skrining selanjutnya. 

Setelah proses skrining pertama, saya lanjut ke proses verifikasi data. Di antara kedua proses tersebut benar-benar tidak ada jeda, saya hanya perlu berpindah meja saja. Setelah data saya terverifikasi, saya lanjut ke proses skrining kedua. Kali ini (sepertinya) yang memverifikasi adalah dokter. Setelah melihat hasil skrining pertama dan bertanya sedikit tentang kebugaran saya, beliau memutuskan bahwa saya diperbolehkan untuk lanjut ke proses vaksinasi. Lega sekali rasanya. 

Inilah tahapan yang paling ditunggu-tunggu. Setelah melewati proses pra-vaksinasi, saya langsung menuju ke proses selanjutnya yaitu vaksinasi dosis pertama. Saya menduduki bangku yang tersedia sambil menyapa petugas. Beliau bertanya, “Tinggal di mana, nih, Mbak?” Belum sempat saya menjawab, beliau mengusap tangan saya dengan alkohol dan langsung menyuntikkan vaksin ke tangan saya. Setelah saya menjawab, pemberian vaksin selesai. Secepat itu. Saya bahkan baru sempat untuk bertanya tentang jenis vaksin yang diberikan ketika pemberian vaksin selesai dan ternyata vaksin yang diberikan adalah vaksin Sinovac. Setelahnya, saya dipandu untuk menuju ke ruang tunggu untuk mendapatkan sertifikat pemberian vaksin. Sambil menunggu, saya dipersilakan untuk berfoto dengan spanduk yang bertuliskan “Saya Telah Divaksinasi”. Namun, entah mengapa saya enggan berfoto dengan spanduk tersebut. Saya memilih untuk bercerita saja kepada teman saya sambil menunggu nama saya dipanggil. Setelah mendapatkan sertifikat pemberian vaksin dan memastikan bahwa tidak ada efek samping yang berarti, saya diperbolehkan untuk pulang.

Total durasi dari mulai saya sampai di lobi hingga selesai divaksinasi, tidak sampai 15 menit. Saya juga bersyukur bahwa saya tidak berubah menjadi mutan atau semacamnya hingga saat ini. Tidak ada efek samping yang berarti selain tidur saya lebih nyenyak dan tangan yang sedikit pegal. 

Yuk, vaksinasi!

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.