The Things You Can See Only When You Slow Down
Mencari Ketenangan dengan Membaca The Things You Can See Only When You Slow Down
Pada sela kesibukan, saya selalu menyempatkan untuk setidaknya membaca satu buku tiap bulan. Bulan April ini saya sedang membaca buku karya Haemin Sunim yang berjudul The Things You Can See Only When You Slow Down. Itu merupakan buku bertema pengembangan diri pertama yang saya baca. Sejujurnya, saya tidak begitu menggemari buku dengan tema seperti itu. Namun, saya tertarik setelah membaca beberapa ulasan yang mengatakan bahwa buku tersebut layak dibaca.
Haemin Sunim adalah seorang biksu dan dosen yang berasal dari Korea Selatan. Ia kerap membagikan nasihat tentang kehidupan dan tips meditasi melalui media sosial. Selain The Things You Can See Only When You Slow Down, Haemin juga menulis buku lain yang berjudul Love for Imperfect Things. Keduanya menjadi international bestseller dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Ketika membaca buku ini, saya merasa ada beberapa hal dalam hidup saya yang relevan dengan yang disampaikan oleh Haemin. Saya sering merasa bahwa dunia ini sangat sibuk dan waktu terasa berputar begitu cepat, padahal perasaan itu hanya muncul dari pikiran saya saja. Saya sering kali lewah pikir sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk istirahat malah terbuang untuk memikirkan hal-hal yang belum tentu akan terjadi. Melalui buku ini, Haemin memberikan banyak tips untuk mengurangi lewah pikir. Salah satu penggalan kalimat yang saya sukai adalah
“When everything around me is moving so fast, I stop and ask, is it the world that’s busy or is it my mind?”
Pada awal buku, Haemin menyarankan kepada pembacanya agar membaca buku tersebut pelan-pelan. Saya mengikuti saran beliau dan memang rasanya nyaman sekali. Buku ini sepertinya kurang cocok dibaca dalam satu kali duduk. Lebih cocok dibaca ketika sedang penat dan butuh rehat sejenak dari kegiatan sehari-hari.
Salah satu hal yang paling saya suka dari buku ini adalah tidak ada kata-kata seperti meditasi atau mindfulness yang kerap ditemui dalam buku-buku pengembangan diri pada umumnya. Nasihat-nasihat kehidupan yang diberikan oleh Haemin juga tidak terkesan menggurui. Saya malah merasa seperti sedang curhat dengan teman. Membaca buku ini membuat saya sadar bahwa saya sering terlalu keras pada diri saya sendiri. Akan tetapi, ketika bersikap ke orang lain, saya bisa menjadi lembut. Selain itu, saya juga tersadar bahwa ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa saya kontrol dan tidak seharusnya saya pikirkan karena hal-hal itulah yang membuat pikiran saya menjadi “sibuk”.
Setelah membaca buku tersebut, saya menjadi lebih tenang dan pelan-pelan mengurangi kebiasaan untuk lewah pikir. Saya percaya kalau saya tidak bisa mengontrol semua hal dalam hidup saya. Ada beberapa aspek yang memang harus saya biarkan berjalan begitu saja sesuai rencana Tuhan.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.