Pekan ini tidak banyak hal yang terjadi kepada saya, selain tubuh yang lemas hampir tak berdaya akibat diare selama tiga hari berturut-turut. Oleh karena itu, alih-alih bercerita, saya akan memberikan dua ulasan dari buku yang sedang saya sukai.

1. Factfulness – Hans Rosling


A. Identitas Buku

• Judul buku : Factfulness
• Penulis : Hans Rosling, Ola Rosling, Anna Rosling Rönnlund
• Penerbit : Flatiron Books
• Negara : New York
• Bahasa : Inggris
• Genre : Nonfiksi
• Tahun terbit : April 2018
• Tebal halaman : 352 Halaman

B. Sinopsis
Pada masa sulit seperti sekarang ini, rasa cemas telah membuat kita dengan mudah dan cepat sekali untuk menerima informasi yang ternyata menyesatkan. Karena itu, menurut saya, buku yang tepat untuk dibaca pada masa pandemi ini adalah Factfulness karya Hans Rosling. Seperti judulnya, buku ini memaparkan sepuluh fakta mengenai isu-isu terhangat di dunia yang tidak sedikit dari kita keliru dalam menerimanya dan bahwa sebenarnya dunia ini lebih baik dari apa yang kita asumsikan.

Factfulness hadir untuk menjabarkan perspektif lain dari sebuah permasalahan yang ada di seluruh dunia. Di dalam buku ini, disajikan data yang reliabel sebagai bukti pendukung dari informasi yang dipaparkan mengingat sang penulis, Hans Rosling, juga merupakan sosok yang berpengalaman dalam bidang penelitian. Bukan hanya itu, Hans Rosling juga menyampaikan pengalaman pribadinya dengan narasi yang guyon sehingga menjadikan buku ini menyenangkan untuk dibaca.

Dari buku ini, salah satu pelajaran yang dapat dipetik adalah sebisa mungkin kita menghindari untuk berasumsi akan suatu kasus. Alih-alih berasumsi, kita justru harus mencari tahu kasus tersebut berdasarkan fakta dan data reliabel agar kita terhindar dari kekeliruan yang dapat menciptakan pola pikir negatif.

“There’s no room for facts when our minds are occupied by fear.”
― Hans Rosling, Factfulness: Ten Reasons We’re Wrong About the World – and Why Things Are Better Than You Think

“When things are getting better, we often don’t hear about them. This gives us a systematically too-negative impression of the world around us, which is very stressful.” – Hans Rosling, Factfulness: Ten Reasons We’re Wrong About the World – and Why Things Are Better Than You Think

2. A Very Large Expanse of Sea – Tahereh Mafi


A. Identitas Buku

• Judul buku : A Very Large Expanse of Sea
• Penulis : Tahereh Mafi
• Penerbit : HarperCollins
• Negara : New York
• Bahasa : Inggris
• Genre : Nonfiksi
• Tahun terbit : Oktober 2018
• Tebal halaman : 320 Halaman

B. Sinopsis
Pascaperistiwa 9/11, seorang gadis muslim bernama Shirin harus menjalani kehidupan yang penuh dengan kecemasan. Islamofobia dan bigotri menjadi isu yang sangat panas di Negara Paman Sam pada saat itu sehingga Shirin harus menelan stereotip yang diberikan oleh segelintir orang. Sosok wanita muslim yang kuat sangat tergambar pada tokoh Shirin yang rela berpindah-pindah sekolah demi mempertahankan hijab yang ia pakai.

Shirin yang digambarkan sebagai seorang keturunan Iran kerap diperintahkan untuk pulang ke negara asalnya. Padahal, Shirin merupakan seorang gadis yang dilahirkan dan dibesarkan di Amerika Serikat. Selain Shirin, Ocean yang merupakan tokoh laki-laki berkulit putih telah menggambarkan privilese seorang berkulit putih serta ketimpangan yang terjadi antarras dan agama yang berbeda. Hal itu menunjukkan diskriminasi terhadap ras dan agama yang masih terasa pada awal 2000-an.

A Very Large Expanse of Sea merupakan sebuah gambaran yang jujur atas apa yang terjadi di Amerika Serikat terhadap wanita muslim pascaperistiwa 9/11. Tahereh Mafi, sang penulis, menulis buku ini berdasarkan kejadian yang ia alami pascaperistiwa 9/11 dengan sudut pandang seorang gadis muslim yang mengenakan hijab pada saat itu. Buku ini telah mengemas isu islamofobia dalam narasi yang mudah diterima serta mengangkat cerita-cerita yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.