Belajar Berteman
Mencari teman bukanlah hal mudah. Saat kecil, saya memiliki kesulitan dalam mencari teman karena perbedaan ukuran fisik yang membuat saya dikucilkan. Semakin besar, saya mulai menemukan teman-teman yang sesuai dengan kepribadian saya. Melalui naik turunnya proses pencarian teman, saya mempelajari banyak hal. Beberapa di antaranya membuat saya merasa lebih nyaman dalam bergaul dengan teman-teman saya.
Pertama, saya belajar bahwa setiap orang mempunyai jodohnya masing-masing. Jodoh di sini bukan berarti pasangan. Dalam pertemanan, terkadang kita bisa bertemu dengan satu orang lalu putus di tengah jalan. Saat kecil, saya selalu berusaha untuk mengikuti gaya bermain orang lain demi diterima oleh satu kelompok pertemanan. Pada akhirnya saya lelah dan tidak bahagia. Oleh karena itu, saya belajar bahwa mungkin orang atau kelompok tersebut bukan jodoh saya.
Kedua, teman tidak perlu selalu ada. Di bangku SMA, saya sering sekali mendengar cerita negatif tentang teman yang ada ketika butuh saja. Awalnya saya setuju dengan cerita tersebut karena saya pikir seorang teman harus selalu setia kawan. Pemikiran itu berubah ketika saya memasuki dunia perkuliahan. Dengan segala kegiatan perkuliahan, mustahil apabila seseorang bisa selalu ada untuk orang lain. Siapa yang punya waktu untuk melamun bersama di kamar indekos ketika kewajiban kepanitiaan dan tugas perkuliahan menumpuk? Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa menjadi teman yang ada ketika membutuhkan saja itu tidak buruk. Semua orang punya prioritas dan kegiatan masing-masing sehingga kita perlu memahami kondisi orang lain.
Dua poin di atas adalah beberapa hal yang saya pelajari selama beberapa belas tahun berusaha mencari teman. Saat ini lingkar pertemanan saya cukup kecil, tetapi saya percaya bahwa lingkaran kecil ini sudah cukup untuk membuat saya bahagia.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.