Belajar dari Sebuah Drama Kehidupan
Remember: War of The Son merupakan drama yang mengangkat tentang kesehatan mental. Seo Jin-woo (Yoo Seung-ho) mengalami gangguan neuropsikologi yang menyebabkan ia mengingat setiap detail peristiwa secara sempurna setiap hari. Gangguan ini dikenal sebagai hyperthymesia atau sindrom susah lupa.
Ayah Seo Jin-woo, Seo Jae-hyuk (Jun Kwang-rul), diduga terlibat dalam suatu kasus. Seo Jin-woo berkeinginan untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah dengan menjadi pengacara. Hambatan dalam drama ini adalah ayah Seo Jin-woo menderita alzheimer. Seo Jin-woo tiba-tiba kesulitan mengingat saat dalam sebuah persidangan. Seo Jin-woo juga lupa jalan untuk menuju ke kantor atau ke rumahnya. Seo Jin-woo divonis mengidap penyakit yang sama dengan ayahnya.
Keterbatasan ingatan membuatnya berusaha secepat mungkin mengungkap kebenaran kasus pembunuhan tersebut sebelum akhirnya memorinya benar-benar hilang. Meskipun ayahnya akhirnya meninggal di penjara, dengan bantuan Lee In-ah (Park Min-young) dan Park Dong Ho (Park Sun-woong), kebenaran dapat terungkap. Seperti drama asal Negeri Ginseng lainnya, Seo Jin-woo sebagai tokoh utama ditemani oleh seorang wanita bernama Lee In-ah. Lee In-ah harus siap dengan kenyataan jika akhirnya Seo Jin-woo akan kehilangan memori tentang dirinya.
Dalam setiap drama, terdapat berbagai proses psikologi, yakni kognisi (pengetahuan), afeksi (pemahaman), dan konasi (sikap). Kognisi merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Dalam drama ini, tokoh utama, Seo Jin-woo percaya bahwa ayahnya dijebak oleh seorang oknum yang menjadi dalang dalam sebuah kasus. Proses kognisi yang dialami Seo Jin-woo berasal dari kurangnya bukti yang kuat untuk menjadikan ayahnya sebagai pelaku sebuah kejahatan. Seo Jin-woo juga menggunakan kemampuan mengingat yang kuat untuk memenangkan persidangan, bukan hanya kasus ayahnya melainkan juga kasus-kasus lainnya. Seo Jin-woo, dengan tuntutannya sebagai pengacara, terbiasa menggunakan kemampuan mengingatnya yang kuat.
Proses psikologi afeksi juga tampak terlihat dari drama ini. Afeksi berkaitan dengan pemahaman dan aspek emosional seseorang. Seo Jin-woo tentu membalas kebaikan orang tuanya dengan berbagai cara. Seo Jin-woo tetap membantu ayahnya keluar dari penjara walaupun ayahnya kehilangan memori tentang dirinya. Seo Jin-woo membangkitkan kembali ingatan ayahnya dengan menceritakan kembali apa saja yang telah mereka lalui bersama. Seo Jin-woo membuat Lee In-ah jatuh hati padanya. Perasaan mencintai seseorang ini merupakan proses afeksi.
Proses psikologi yang terakhir adalah konasi. Aspek kecenderungan untuk berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Konasi merupakan wujud dari kognisi dan afeksi dalam bentuk tingkah laku. Seo Jin-woo mengambil sikap untuk mengajukan banding karena keberatan dengan kasus yang menimpa ayahnya. Seo Jin-woo menunjukkan sikap berjuang dan berkorban di tengah vonis alzheimer yang dialaminya.
Lee In-ah tetap mencintai Seo Jin-woo walaupun Seo Jin-woo mengalami alzheimer. Lee In-ah membantu Seo Jin-woo dalam mengingat. Lee In-ah mengambil sikap untuk tetap setia walaupun pada akhirnya Seo Jin-woo kehilangan hampir keseluruhan ingat. Drama ini diakhiri dengan Seo Jin-woo membakar buku-buku berisi memori kehidupan yang telah dilalui. Seo Jin-woo membakar buku-bukunya karena ingin melupakan semua kenangan buruknya.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.