Saat kecil saya terbiasa menilai suatu hal buruk itu dari rasanya yang pahit. Kopi, bir, hingga obat-obatan semua saya benci. Hal ini menjadikan saya tidak terbiasa dengan perasaan kecewa yang terasa pahit juga. Kini saya mencintai kopi hitam pahit tanpa gula, menikmati bir, dan bersahabat dengan obat-obatan. Saya sadar bahwa kekecewaan itu bagian dari kehidupan. Jika saya ingin merasakan bahagia (kehidupan yang manis), saya harus siap kecewa terlebih dahulu. Namun, bukan berarti saya harus larut di dalamnya. Bukankah terlalu banyak mengonsumsi kopi, bir, dan obat-obatan itu tidak baik untuk kesehatan kita? Kekecewaan memiliki porsinya tersendiri dalam hidup saya. Kehidupan, waktu, dan pengalaman yang telah mengasuh saya selama 25 tahun akhirnya mengajari saya untuk bersahabat juga dengan kekecewaan.

“Kuncinya adalah memaafkan,” ujar seorang sahabat.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 5 / 5. Jumlah rating: 2

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.