Kilas Balik Ramadan
Tidak terasa lima hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan yang paling saya tunggu setiap tahun dan saya yakin teman-teman pun merasakan hal yang serupa. Pada swalatih kali ini, izinkan saya untuk membongkar memori lama mengenai hari-hari saya menjalani bulan Ramadan setiap tahunnya.
2018
Ramadan tahun itu terasa sangat cepat karena jadwal kuliah saya lumayan padat. Biasanya, setelah sahur, saya tergoda untuk tidur lagi. Akan tetapi, kali itu tidak bisa. Sempat beberapa kali saya harus berbuka puasa di perjalanan karena mengerjakan tugas di kampus sampai mendekati magrib. Kendati demikian, saya senang karena perkuliahan semester itu berakhir tepat satu pekan sebelum Idulfitri. Selama satu pekan terakhir bulan Ramadan, saya berusaha untuk memaksimalkan ibadah dan membantu nenek menyiapkan hidangan berbuka puasa. Seru sekali karena saya jadi belajar memasak berbagai macam hidangan.
2019
Berbeda dari bulan Ramadan sebelumnya, pada tahun 2019, jadwal kuliah saya sedikit lebih santai. Saya bisa lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga dan ikut dalam acara komunitas. Salah satu kegiatan yang paling berkesan selama bulan Ramadan tahun itu adalah berbagi nasi bungkus untuk petugas kebersihan dan satpam di kampus. Rasanya adem sekali melihat raut wajah bahagia mereka saat menerima nasi bungkus itu. Alhamdulillah, saya juga bisa berkumpul dengan teman-teman saya semasa SMP dan SMA. Sebetulnya, pada tahun sebelumnya, saya juga menjadwalkan untuk buka bersama, tapi biasalah semua berujung rencana.
2020
Ramadan tahun 2020 sangat jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, bulan Ramadan tidak pernah jauh dari buka puasa bersama, baik dengan keluarga maupun teman. Namun, pada tahun itu, saya merasa sepi. Pandemi betul-betul mengubah kebiasaan saya. Tidak ada buka puasa bersama di luar rumah; tidak ada salat tarawih bersama teman satu komplek; tidak ada kunjungan ke rumah saudara. Saya dan keluarga benar-benar mengisolasi diri selama bulan Ramadan. Kalau boleh jujur, saya cukup sedih menjalani bulan Ramadan tahun itu dan berharap bulan Ramadan tahun depannya bisa lebih baik. Setidaknya, saya bisa berkunjung ke rumah saudara.
Bagaimana dengan tahun ini? Sejujurnya saya belum bisa berharap banyak. Namun, satu hal yang pasti, saya akan tetap berusaha menjalani Ramadan tahun ini sebaik mungkin. Apa pun yang akan terjadi nanti, saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk bertemu bulan Ramadan 2021.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.