Sore ini, aku hentikan waktu sejenak. Kutarik napas panjang, tetapi tidak terlalu panjang. Takutnya keterusan dan jadi tidak lucu: mati karena terlalu panjang mengambil napas.

Setelahnya aku coba cari posisi yang enak—yang dalam ilmu malas disebut sebagai tiduran. Aku pejamkan mata supaya terkesan sedang berhayat dan berpikir. Padahal, memang cuma untuk jadi bahan tulisan ini saja biar panjang. Nah, jadi panjang, ‘kan?

Serius, ya. Aku berpikir keras tentang apa yang harus kutulis sore ini karena, jujur saja, otak aku tidak sampai untuk bikin teori tentang ini-itu. Ingin menulis penelitian pun percuma karena aku pikir, buat apa meneliti hal-hal di luar sana, sedangkan diri sendiri pun belum selesai diteliti. Buktinya, kadang aku suka bingung sendiri kenapa tulisan yang tenggatnya malam ini baru kutulis sore ini. Kenapa, ya? Ya, mana kutahu. Kan belum selesai kuteliti diriku ini.

Aku sempat berpikir, apakah lebih baik menulis puisi saja, ya, biar terkesan mirip Chairil Anwar? Lalu, aku terpikir tentang singkong. Ternyata, itu Chairul Tanjung, bukan Chairil Anwar. Aku pun termenung, apakah sesulit ini untuk melucu? Lo, kok, melucu? Bukannya mau bikin puisi?

Ternyata belum ketemu juga apa yang ingin kutulis. Aku istirahat sejenak sambil menatap rokok di asbak. Kok, cuma ditatap, tidak dihisap? Ya, itu kan rokok bapakku semalam. Aku tidak menghisap rokok karena yang kuhisap hanya aroma tubuhmu yang masih melekat erat diujung bibirku. Lo, kok, jadi vulgar? Maksudku, tasnya dia pernah jatuh di mukaku, lalu parfumnya mendarat tepat di bibirku. Bagaimana? Sudah cocok jadi politisi, belum?

Sepertinya tulisan ini sudah terlalu panjang, seperti tarikan napas yang kutarik sebelum aku mulai menulis. Untung saja aku tidak mati dibunuh oleh tulisanku sendiri.

Diriku lelah mencari ide. Mungkin ide itu akan datang suatu saat nanti pada saat aku sudah selesai menulis atau pada saat aku malas menulis. Kenapa seperti itu, ya ? Sepertinya, beginilah hidup, selalu penuh dengan bingung dan tanya. Seperti aku ini. Bertanya-tanya kenapa tulisanku jadi sepanjang ini? Tolong, aku bingung.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.