Menulis Komedi Mengeluh Sampai Lucu
Saya yakin, nggak ada manusia di dunia ini yang nggak pernah mengeluh. Usai bangun tidur, seseorang mengeluh karena tidur terlalu lambat sehingga kesiangan. Bahkan, sampai mau tidur lagi, seseorang mengeluh karena belum mengantuk karena tadi pagi tidur terlalu lama. Dalam penulisan komedi, salah satu hal yang bisa dijadikan landasan untuk sebuah tulisan adalah keresahan. Keresahan, kekesalan, kegusaran, atau apa pun namanya sangat berpotensi untuk menjadi sebuah komedi.
Otak saya sepertinya sudah terbiasa mengolah kegusaran menjadi cerita komedi. Contohnya seperti ini.
“Saya berkuliah di Surabaya selama empat tahun. Bangga banget kuliah di sini karena di dekat indekos saya ada 7 lokasi wisata yang wajib dikunjungi ketika Anda berada di Surabaya.
- Tunjungan Plaza 1
- Tunjungan Plaza 2
- Tunjungan Plaza 3
- Tunjungan Plaza 4
- Tunjungan Plaza 5
- Tunjungan Plaza 6
- Tunjungan Plaza 7
Walau begitu, saya senang kalau jalan-jalan di situ karena semua ada. Kurang kantor urusan agama dan Tembok Cina aja yang nggak ada di situ. Satu hal yang saya nggak suka dari Tunjungan Plaza adalah kereta-keretaan. Bayangin, dengan mal yang begitu besarnya, tiba-tiba diklakson sama kereta-keretaan yang saya tahu itu sebenarnya mau niruin kereta Thomas and Friends. Tapi, karena anggaran dekorasinya minim, lebih mirip Thomas and Friends campur kuyang. Saya curiga fungsi kereta-keretaan itu sebenarnya bukan sebagai hiburan anak-anak, tapi sebagai kendaraan bapak-bapak yang malas jalan saking besarnya mal ini–dengan dalih menghibur anaknya.
Saya curiga ini banyak yang pakai seragam Gojek di mal bukan untuk ambil pesanan makanan, tapi, ya, memang mau mangkal aja, barangkali ada yang malas jalan dan mau naik Gojek aja.”
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.