Merancang Sistem Informasi Bisnis
Banjir di kota tempat tinggal saya akhir-akhir ini mengingatkan saya kepada tugas mata kuliah Perancangan Sistem Informasi Bisnis (PSIB) tahun lalu. Saat itu saya dikelompokkan dengan dua orang lainnya untuk merancang sebuah sistem informasi yang mengangkat masalah bencana alam. Entah apa yang ada di pikiran ketika itu, kami memilih bencana banjir.
Ah, saya ingat. Alasan kami memilih banjir karena kami merasa data yang kami perlukan tidak akan sulit untuk didapat. Indonesia memiliki iklim tropis, yang berarti memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Berdasarkan kondisi geografis tersebut, sangat wajar Indonesia menjadi negara yang rawan mengalami bencana seperti banjir. Selain itu, dampak yang ditimbulkan oleh bencana banjir sangat besar, di antaranya kematian, luka-luka, kehilangan, dan kerusakan.
Kelompok saya berencana untuk membuat sistem informasi mengenai sistem pendanaan pembagian sembako. Sistem tersebut diharapkan berguna untuk membantu pemerintah dalam menentukan besar jumlah sembako yang ideal dan tepat sasaran. Objek yang akan diamati berupa sistem informasi tentang prioritas pembagian sembako bagi masyarakat yang terkena dampak bencana banjir di daerah-daerah Indonesia. Informasi yang dialirkan berupa lokasi daerah yang rawan terkena banjir, data kerusakan fasilitas data korban, dan data UMP.
Pengumpulan data dilakukan dengan merekap data dari empat entitas, yaitu masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan layanan pengiriman. Masyarakat memberikan data diri berupa nama, nomor KTP, dan alamat, lalu dilanjutkan dengan pemerintah daerah yang memberikan data berupa dampak kerusakan yang terjadi di daerah terdampak bencana dan data kesejahteraan masyarakat berupa UMP. Pemerintah pusat memberikan data kapasitas sembako yang dapat diberikan dan data porsi jumlah sembako tiap daerah serta layanan pengiriman berupa pemilik, alamat, dan kapasitas pengiriman. Data korban ditentukan oleh pemerintah daerah melalui proses fisik.
Untuk merancang desain sistemnya, kami menggunakan Microsoft Access. Pertama, kami mendesain data flow diagram (DFD) level 0. DFD dibuat dua level dengan empat proses utama, yaitu pembuatan akun, pengumpulan data dan pengolahan kebutuhan banjir, pengumpulan data dan perhitungan jumlah sembako tiap korban, serta perhitungan total biaya sembako. Selanjutnya, kami merancang entity relationship diagram (ERD). Terakhir, kami merancang interface sistem informasi kami.
Keseluruhan sistem kami buat selama lima sampai dengan enam pekan. Tugas ini cukup menantang dan sangat menarik. Terlebih, saat itu baru pertama kali kami menjalani perkuliahan daring sehingga diskusi yang biasanya dilakukan secara tatap muka kini tidak dapat lagi dilakukan. Itu menuntut kami untuk cepat beradaptasi dengan keadaan dan beralih pada diskusi secara daring.
Pelajaran yang dapat saya ambil dari tugas mata kuliah ini adalah sebagai berikut:
- Perancangan sistem informasi itu sulit.
- Berpikir secara sistem itu sangat penting.
- Banyak karya unik tersembunyi yang dihasilkan mahasiswa (secara tidak sadar melalui tugas perkuliahan) di Indonesia yang tidak dikembangkan kembali, dan itu sangat disayangkan.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.