Pemasaran dengan Metode Bercerita (storytelling marketing): Cara Baru Rebut Hati Pelanggan
Seiring berjalannya waktu, perusahaan harus menyesuaikan strategi pemasaran dengan kondisi pasar yang dinamis. Salah satu strategi yang cukup efektif dalam menggaet hati pelanggan adalah pemasaran dengan metode bercerita (storytelling marketing). Beberapa tokoh terkenal seperti Steve Jobs, Elon Musk, dan Jeff Bezos merupakan contoh dari penyampai cerita yang baik. Mereka paham bahwa metode menjual agresif (hard selling) tidak selalu berhasil dalam menarik perhatian beberapa segmen pasar mereka. Pelanggan akan menganggap bahwa anda hanya fokus kepada bisnis anda saja dan keuntungan yang akan anda peroleh.
Salah satu perusahaan yang sukses menggaet perhatian pelanggan dengan metode pemasaran bercerita adalah perusahaan asuransi Metlife Asia di Thailand yang kerap menampilkan iklan dengan video emosional. Cara ini telah terbukti mendatangkan pemasukan bagi mereka. Selain Metlife, metode bercerita juga berhasil disampaikan dengan menarik dalam strategi pemasaran milik produsen gula rendah kalori, Tropicana Slim. Jenama di bawah PT Nutrifood Indonesia ini menjadi sponsor serial web “SORE” yang bercerita mengenai pentingnya menerapkan gaya hidup sehat dimulai dengan mengonsumsi gula rendah kalori.
Itulah contoh konsep pemasaran bercerita. Selama tayangan, pemain tidak menyebutkan jenama produk secara eksplisit. Produk hanya ditampilkan sekilas di tengah film tanpa deskripsi, komposisi produk, ataupun keunggulan produk.
Lalu, bagaimana menulis sebuah cerita yang menyenangkan dan bisa diceritakan terus menerus? Berikut dua cara yang dapat dilakukan:
Pertama, buat tokoh yang mampu menampilkan nilai serta gaya dari jenama Anda. Hal ini penting dilakukan oleh perusahaan agar pelanggan dapat memiliki gambaran mengenai jenama Anda. Pelanggan harus dibuat berempati dengan karakter yang Anda bangun karena cerita yang baik melibatkan unsur kemanusiaan.
Kedua, buat skenario yang menarik dengan memperhatikan struktur cerita yang terdiri dari pembuka cerita (set up), tubuh/isi cerita (rising tension/climax), dan penutup cerita (falling tension/resolution). Komponen penting dari sebuah cerita terletak pada problema yang dihadapi oleh si tokoh. Ambil contoh Harry Potter yang berhasil terjual 450 juta kopi di seluruh dunia. Masalah yang dihadapi oleh Harry Potter sangat beragam, mulai dari orang tuanya terbunuh ketika ia masih kecil, terpaksa tinggal di ruangan bawah tangga, sampai akhirnya ia harus menghadapi musuh bebuyutannya, Voldemort, seorang diri. Tanpa masalah-masalah tersebut, kisah Harry Potter akan datar-datar saja.
Daya tarik dalam bercerita adalah masalah yang menunjukkan bahwa kisah tersebut manusiawi. Hal itulah yang membedakan antara pemasaran bercerita dengan pemasaran agresif. Pemasaran bercerita ditampilkan apa adanya mendekati kenyataan sedangkan pemasaran biasa menunjukkan bahwa barang atau jasa tersebut sempurna.
Sebagai pemasar, alangkah baiknya jika kita tidak hanya fokus dalam mencari keuntungan saja, tetapi juga memberikan inspirasi serta hiburan dalam bentuk cerita bagi pelanggan.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.