Tahun 2019, tepatnya bulan Agustus, menjadi awal bagiku memasuki tahun ketiga perkuliahan. Hal pertama yang aku lakukan saat itu adalah merancang target nilai dan mata kuliah yang harus aku ambil. Saat itu, aku merasa tidak bisa berada di tempat ini (kampus) lebih lama lagi. Ya, aku pikir mungkin aku akan cuti dalam waktu dekat. Kuliah itu melelahkan. Apalagi kalau kita merasa salah jurusan.

Lalu aku menemukan solusi cukup bodoh yang dapat mendistraksiku dari kehidupan kuliah, yaitu dengan mengikuti program perkuliahan di luar negeri. Ya, itu memang sudah menjadi targetku di masa perkuliahan ini. Selain menambah relasi dan belajar untuk beradaptasi, program itu bisa membuatku melupakan masalah-masalahku di kampus untuk sementara waktu.

Aku baru kembali aktif berkuliah di Surabaya pada bulan Maret. Tiga bulan mungkin cukup lama bagi orang lain karena mereka sudah saling bertemu sebelum masa perkuliahan dimulai. Namun, untukku yang kena batunya dengan ketagihan belajar di luar negeri, tiga minggu adalah waktu yang sangat sedikit untuk mengembangkan diri di negeri orang.

Lalu, pada pertengahan 2020, pandemi Covid-19 membuat kami kembali ke kampung halaman masing-masing. “Kuliah tatap muka saja aku kesulitan, apalagi kuliah daring,” pikirku saat itu yang tidak langsung memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan tetap di Surabaya. Namun, keluarga mulai khawatir dan aku langsung dengan cepat pulang.

Satu bulan mungkin tidak masalah, tetapi memasuki bulan kedua, kepribadian ekstroverku meronta-ronta. Rasanya ingin kabur saja dari rumah dan kembali kuliah secara tatap muka. Aku yang dulu tidak suka bangun pagi untuk kuliah mungkin bersedia untuk memberikan apa pun yang aku punya untuk mendapatkan kembali kesempatan itu.

Satu semester berlalu dan tahun ketigaku selesai. Sangat tidak terasa. Ilmu yang kudapat melalui kelas daring pun menguap begitu saja. Namun, nilai semester mulai diberikan dan melampaui ekspetasi. Aneh, padahal berkat Covid-19, aku jadi punya setumpuk kontak psikolog di ponselku. Namun, ya, sudahlah. Sudah waktunya masuk tahun keempat. Waktunya fokus dalam menyelesaikan masa kuliah ini. Atau, waktunya mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja? Ah, sudahlah. Jalani saja.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.