Terima Kasih, 2020
Pertama, saya ingin mengucapkan selamat tahun baru 2021 kepada Tim Nara. Semoga tahun ini membawa berkah dan pengalaman yang tidak kalah menarik dari tahun lalu. Bagi saya, menjalani kehidupan pada 2020 itu seperti naik wahana roller coaster. Ketika berhasil ada di jalur puncak, saya ditarik turun dan diajak melalui jalanan yang berkelok. Betul-betul tidak terduga.
Masih hangat dalam ingatan, ketika tahun lalu baru pulang dari kampus, saya mendengar kabar bahwa dua orang Indonesia terinfeksi virus Covid-19. Setelah kabar itu muncul, saya melihat bahwa kehidupan benar-benar berubah. Sekolah dan wisuda dilakukan secara daring; setiap orang harus menerapkan protokol kesehatan apabila pergi ke luar rumah; beberapa toko mulai gulung tikar; dan lain sebagainya. Namun, dari sekian banyak perubahan yang terjadi, menurut saya, yang paling berkesan adalah ketika saya merayakan Idulfitri di rumah. Biasanya, saya sangat bersemangat untuk mengunjungi rumah para sepupu. Kali itu saya harus puas hanya bercengkerama dengan mereka melalui Zoom.
Selain mengalami kebiasaan baru seperti yang saya sebutkan di atas, saya juga mengalami sesuatu yang disebut grup musik Banda Neira dengan “yang patah tumbuh, yang hilang berganti”. Tahun lalu saya kehilangan seseorang. Akan tetapi, Allah mengganti orang itu dengan banyak orang baik, yaitu rekan-rekan di Narabahasa. Bergabung di Narabahasa merupakan salah satu hal yang sangat saya syukuri pada tahun 2020. Saya banyak belajar dan berproses untuk menjadi Sysil yang lebih baik dan lebih tangguh.
Terakhir, tahun 2020 mengajarkan saya untuk lebih banyak bersyukur. Awalnya saya sebal harus kuliah secara daring karena saya tipe orang yang senang mengobrol langsung tanpa perantara. Namun, setelah saya renungi baik-baik, belajar secara daring ternyata membuat saya jadi punya lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan keluarga. Saya akui bahwa interaksi saya dengan keluarga sangat minim ketika kuliah luring. Saya sering pulang malam untuk mengerjakan tugas. Kadang, akhir pekan juga saya pakai untuk mengerjakan tugas atau skripsi dengan teman. Begitu pun dengan bekerja secara daring. Terkadang saya jenuh untuk bekerja dari rumah. Saya rindu berinteraksi langsung dengan orang-orang. Namun, lagi-lagi keadaan pandemi ini mengajarkan saya untuk bersyukur bahwa saya masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga setiap hari. Di luar sana mungkin banyak orang yang juga ingin bekerja dari rumah dan bisa berkumpul bersama keluarga, tetapi tidak didukung oleh keadaan.
Saya awalnya berpikir 2020 akan menjadi tahun ketika saya akan mendapatkan semua yang saya inginkan. Sekarang, saya tahu bahwa 2020 adalah tahun ketika saya sangat bersyukur atas semua hal yang saya miliki. Terima kasih banyak, 2020! Senang bisa mengenalmu.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.