Setelah sekian lama saya bekerja secara daring, jarang bertemu teman, dan kurang berinteraksi secara langsung, akhirnya secara mendadak teman saya di kampus mengajak bertemu bersama beberapa teman lainnya. Senang rasanya saya bisa berkumpul bersama mereka. Dengan mereka, saya mampu bernostalgia dan merasakan suasana kampus kembali. Pasalnya, jika saya bertemu dengan teman-teman jurusan semasa kuliah ini, ada saja ide iseng yang tercetus untuk digarap bersama. Ide yang paling sering muncul saat berkumpul adalah membuat pementasan teater.

Tidak bisa dimungkiri, kami semua memang anak teater sejak kuliah. Kami sering membuat dan mengikuti pementasan teater. Kali ini rencana kami adalah membuat sebuah pementasan teater yang akan digarap sederhana. Konsepnya belum pasti. Begitu pun letak pementasannya. Bahkan, apakah ide ini akan terjadi juga belum pasti. Namun, begitulah adanya jika kami berkumpul. Selalu ada saja ide liar yang muncul. Terjadi atau tidak dan dilaksanakan atau tidaknya itu urusan belakangan.

Meski begitu, saya tetap senang. Meski ide kami selalu tertunda, menumpahkan ide bersama mereka adalah suatu hal yang membangkitkan semangat bagi saya untuk melakukan apa pun. Ide untuk membuat pementasan ini muncul demi memenuhi nazar yang saya ucapkan saat sedang menggarap skripsi. Waktu itu saya bernazar, jika lulus tepat waktu, saya akan mengadakan pementasan teater, menerbitkan buku kumpulan puisi, dan menyelesaikan novel. Dari ketiga nazar tersebut, baru satu yang berhasil saya lakukan, yaitu menerbitkan buku kumpulan puisi. Ide pementasan tersebut untuk memenuhi salah satu dari dua nazar yang tersisa.

Saya berkumpul bersama empat teman saya, yaitu Akbar, Citra, Ega, dan Yudhistira–orang yang juga bekerja di Narabahasa. Kami kini memiliki kesibukan masing-masing sebagai pekerja korporat. Bekerja bagi saya merupakan sebuah kewajiban demi memenuhi kebutuhan hidup. Tentu begitu juga dengan keempat teman saya. Namun, saya yakin, dalam hati kecil mereka, masih ada semangat untuk mengadakan lagi pementasan teater seperti saat kuliah dulu. Saya sangat berharap pementasan sederhana ini akan terjadi. Saya sungguh merindukan kehidupan berteater bersama teman-teman saya.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.