Kepada lonceng listrik tengah malam aku berkata: Tuan, tolong jangan bangunkan aku hari ini.

Kepada terbakarnya aspal di depan pintu aku bertanya: Bolehkah diriku melebur bersamamu?

Kepada perempuan yang meradang itu aku berbisik: Nona, kau sungguh malang.

Kemudian tikus-tikus got menghampirinya.

Memakan tubuhnya.

Menanggalkan jiwanya.

Merobek mulutnya.

Yang hingga akhir tak berani bersuara.

Ia mati: Bersama perih dan harap yang tak pernah sampai ke telinga.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.