M.i.u
Umum
0
Kepada lonceng listrik tengah malam aku berkata: Tuan, tolong jangan bangunkan aku hari ini.
Kepada terbakarnya aspal di depan pintu aku bertanya: Bolehkah diriku melebur bersamamu?
Kepada perempuan yang meradang itu aku berbisik: Nona, kau sungguh malang.
Kemudian tikus-tikus got menghampirinya.
Memakan tubuhnya.
Menanggalkan jiwanya.
Merobek mulutnya.
Yang hingga akhir tak berani bersuara.
Ia mati: Bersama perih dan harap yang tak pernah sampai ke telinga.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.
Sebarkan