Pelajaran Mengarang 2002.

Seperti tidak ada hal lain yang bisa saya ceritakan selain berkunjung ke rumah nenek, menghabiskan momen liburan sekolah dengan bermain bersama kakak-kakak yang kadang manis, kadang usil. Menikmati kue nastar buatan nenek kesukaan semua umur. Kadang menangis oleh sebab-sebab yang sangat biasa, dilarang beli es krim, misalnya. Tentu bagian ini tidak akan saya ceritakan dalam lembar mengarang yang Ibu Guru berikan

Belum ada satu jam, lembar mengarang saya sudah penuh dengan cerita-cerita sederhana tapi istimewa, tentang liburan di rumah nenek. Bahagia saya sederhana, juga istimewa. Sepertinya saya membutuhkan lembar tambahan, sebab terlalu banyak kebahagiaan yang ada di ingatan.

———

Pelajaran Mengarang 2020.

Sepertinya semuanya sudah saya ceritakan dalam cerita Instagram. Pun jika bukan lewat kata-kata, gambar yang saya unggah saya rasa sudah cukup mewakili betapa mewahnya liburan saya.

Sudah satu jam, tetapi lembar mengarang saya masih kosong. Saya tersesat, mencari-cari letak keistimewaan liburan saya beberapa waktu lalu, selain foto-foto yang layak Instagram. Sepertinya sebentar lagi Bu Guru akan menghukum saya dan memberikan nilai jelek pada pelajaran mengarang saya ini. Besok-besok saya akan menambahkan Bu Guru sebagai teman di Instagram saya, biar kalau-kalau saya liburan, Bu Guru bisa mengetahuinya tanpa perlu saya tuliskan di lembar putih yang sampai detik ini pun masih kosong.

Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?

Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0

Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.