Ketika Cinta Datang
Usia Asa dua belas tahun saat ia berpikir bahwa ia akan mengenali Cinta pada pandangan pertama.
Cinta akan datang dengan mengenakan kaus berwarna merah muda, dua kuncir di kepalanya, dan kaus kaki berenda di kakinya yang terbenam sepatu hitam.
Asa akan menemui Cinta pada waktu yang salah. Mungkin saat gigi depannya tanggal karena lemparan bola dari Hanum pada jam pelajaran olahraga atau saat Pak Guru merasa nilainya tak juga membaik. Cinta bisa saja dipanggil temannya di koridor dan berpaling saat waktu melambat seketika.
Asa bersiap untuk Cinta yang tahu kapan mereka akan pulang dengan bergandengan tangan. Asa tahu Cinta akan tersipu saat Bu Guru meminta mereka menyanyikan Bengawan Solo keras-keras sebelum pulang.
Cinta akan menghibur Asa pada hari yang panjang, mencintai orang tua Asa seperti mereka mencintai Asa, dan mengambil foto Asa untuk dikompilasikan sebagai hadiah ulang tahun.
Asa akan mengenali Cinta saat pertama kali mereka bertatapan. Dalam satu tarikan napas, Asa dan Cinta menemukan bagian teka-teki yang tidak mereka butuhkan selama ini.
Melihat Cinta akan membuat Asa merasa terlahir kembali. Tidak peduli meski hal itu terjadi saat mereka menarik buku yang sama, The Ugly Duckling, di perpustakaan yang terbengkalai pada siang hari–saat Hanum dan teman-temannya yang lain sibuk bermain di kotak pasir. Mereka akan mengobrol tentang H. C. Andersen yang waktu itu belum mereka ketahui nama depannya.
Asa tahu itu.
Asa akan mencintai Cinta sebagaimana Cinta selalu ada dalam setiap kelokan hidupnya.
Dua puluh tahun kemudian, saat Asa akhirnya bertemu dengan Cinta, Cinta tidak datang dengan kaus berwarna cerah, ikat rambut, atau kaus kaki berenda. Pendeknya, Cinta tidak manis dan tidak sempurna.
Tangan mereka terlalu berkeringat untuk bergandengan sepanjang jalan pulang dan Cinta tidak hafal Bengawan Solo sebab ia lebih akrab dengan Pasir Barantai yang disenandungkan Mamanya. Cinta berkata, “Tidak semua orang suka Bengawan Solo”.
Asa sedikit tersinggung karenanya. Namun, saat Cinta tersenyum senang tiap kali Asa menyanyikan Bengawan Solo sebagai pengantar tidur, Asa belajar untuk memaafkan.
Asa mencintai Cinta, tetapi tidak dengan orang tuanya. Ayah Asa terus-menerus menampakkan cemoohan di ujung hidungnya dan Ibu Asa menolak bicara kepada Cinta. Asa ingin orang tuanya menyukai Cinta, tetapi yang terjadi malah sebaliknya dan Asa menangis bersama Cinta karenanya.
Cinta mengambil foto dengan buruk dan hanya menyimpan gambar-gambar buram Asa untuk tidak dilihat lagi. Cinta lupa ulang tahun Asa.
Cinta tidak mengenali The Little Mermaid dan The Ugly Duckling. Namun, Cinta adalah asisten pesulap dalam malam-malam panjang ketika semua orang bisa melihat trik-triknya, kecuali Asa.
Cinta berkata ia tak akan menikah dan kemudian muncul kembali sepuluh tahun setelah perceraiannya.
Cinta menyanyikan My Jolly Sailor Bold karena tahu Asa menyukainya. Cinta punya lagu-lagu baru yang diberikan orang lain untuknya dan membenci lagu-lagu yang ia dengarkan sebelumnya.
Asa kira, ia tahu betul bagaimana ia akan bertemu Cinta: seperti sihir.
Namun, saat ia pertama kali bertemu Cinta usai diterima bekerja, waktu tidak berjalan lebih lambat. Pandangan mereka bersirobok, tetapi tak ada angin yang tiba-tiba membelai wajah Cinta. Asa mungkin mengenali Cinta sebagai rekan satu tim Hanum, tetapi tidak ada percikan kembang api. Tidak ada keinginan untuk menyentuh.
Mereka bicara untuk pertama kali saat Cinta membuka dengan “Hai, aku Biru. Boleh pinjam bolpoinnya?”
Satu tarikan napas berlalu sejak tangan mereka bersentuhan. Cinta datang dan tak beranjak lagi setelah itu.
Referensi:
Kay, Sarah dan Phil Kaye. 2015. “When Love Arrives”. https://www.youtube.com/watch?v=cPG6nJRJeWQ. Diakses pada 16 September 2021 pukul 22:31 WIB.
Berapa banyak hati yang kamu mau berikan untuk tulisan ini?
Rating rata-rata: 0 / 5. Jumlah rating: 0
Jadilah yang pertama untuk memberi rating pada tulisan ini.