



sebagai tempat menguraikan runyamnya pikiran Pramubahasa
melalui bentuk tulisan bebas.
Bagaimana Jika Nanti Persediaan Maafku Habis?
Harum tanah selepas hujan menyergap masuk ke beranda. Ia datang diantar embus angin. Kulihat, ia tidak sendiri. Ada rasa kalut yang mengekor di belakang....
Ayah, Aku Tak Kuasa Memberi Judul!
Semalam suntuk, aku mengutuk. Seakan tak mengenal rasa kantuk, pikiranku kian sibuk. Puluhan skenario berhasil kubentuk sembari memikirkan harap-harap yang muluk. Jarum jam bergerak...
Batas
Setibanya di tempat ini, aku sungguh merasa bahwa kehilangan itu nyata. Tidak hanya atas dirimu, tetapi juga daya hidupku. Di batas samudra luas dan...
Berebut Makan
Waktu saya masih kecil, Ayah hampir selalu pulang lebih cepat tiap Jumat. Kami menanti kedatangan beliau karena menunggu nasi bungkus yang dibeli dari warung...
Seandainya Saya Fokus
Sejak kecil, saya selalu tertarik untuk melakukan berbagai hal yang dilakukan orang lain. Ibu adalah seorang guru sekolah dasar (SD). Ia adalah guru yang...
Tabir
Pandemi memukul wajah saya dengan keras. Saking kerasnya, saya bingung mau mulai mengobati lukanya dari mana. *** Saya punya banyak cerita pertama karena pandemi,...
Sebuah Hobi
Pada sesi kali ini saya akan menceritakan satu hobi yang tidak pernah berubah sejak saya kecil. Hobi ini yang menuntun saya masuk ke Narabahasa....
Apa yang Menarik dari Umur 26 Tahun
Diberi umur panjang adalah berkah. Meski kabar angin mengatakan umur hanya sekadar angka, tapi kebanyakan orang ingin diberi angka yang panjang. “Panjang umur” selalu...
Harapan untuk Pejuang Rupiah
Belakangan ini saya merasa ada hal yang ganjil di lingkungan sekitar saya. Sebetulnya hal tersebut bukan suatu masalah yang besar, tapi entah kenapa saya...
Luka yang Sembuh
Perjalananku ke luar kota kali ini berbeda. Aku ditemani oleh sahabatku Aci yang senang sekali mengunyah permen karet. Meskipun makan banyak permen karet yang...
- Sebelumnya
- 1
- …
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- …
- 47
- Selanjutnya